Jakarta, Radar BI | Pertemuan Ketua Umum NasDem, Surya Paloh dan Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu telah mengembalikan kemesraan keduanya.
Sejumlah pengamat menilai, pertemuan itu untuk kembali mendekatkan hubungan NasDem dengan koalisi pemerintahan Jokowi usai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Kembali mesranya hubungan dengan Jokowi, membuat Partai NasDem diprediksi bakal menarik diri dari Koalisi Perubahan, bersama Demokrat dan PKS.
Nasib Anies Baswedan untuk menjadi calon presiden 2024 pun berada diujung tanduk. Jika benar NasDem cabut dan tinggalkan Koalisi Perubahaan, Anies Baswedan dipastikan gagal menjadi capres karena presidential threshold tak mencapai 20 persen.
Sementara itu, Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin mengatakan, NasDem bisa menarik di dari Koalisi Perubahan, karena kini hubungannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah dekat lagi.
“Kemungkinan yang sekarang NasDem, ya yang sekarang dekat lagi dengan Jokowi,” ujarnya, Sabtu (4/2/2023), dikutip dari WartaKota.
“Dekat lagi dengan partai koalisi pemerintahan. Bahasa saya bukan hengkang, tapi menarik diri atau tidak jadi koalisi,” sambungnya.
Selain itu, Ujang juga menuturkan dugaan sinyal NasDem tarik diri dari Koalisi Perubahan karena partai besutan Surya Paloh itu kerap melakukan manuver pertemuan dengan partai politik pendukung pemerintah.
“Kita lihat koalisi perubahan dari dulu juga begitu, nanti akan deklarasi, enggak jadi, akan deklarasi, enggak jadi, kan gitu.”
“Sehingga, ujung dari drama itu adalah manuver NasDem ketemu Luhut mendukung Jokowi kembali, dan memerintahkan anggota fraksi di DPR-nya mendukung Jokowi.”
“Ketemu Gerindra-PKB, ketemu Golkar juga. Sebelumnya ketemu Jokowi,” ulas Ujang.
Karena itu, Ujang mengingatkan NasDem, PKS, dan Demokrat, menghilangkan ego untuk bisa tetap mempertahankan koalisi perubahan, hingga pendaftaran capres maupun cawapres pada 19 Oktober 2023-25 November 2023.
“Saya melihatnya kalau mau mereka tidak digoyangkan, harus bersatu, harus menghilangkan segala ego dan perbedaan yang ada di ketiga partai itu.”
“Kalau masih saling ingin menang sendiri, masih akan molor pembangunan pembentukan koalisi itu,” paparnya.
Sumber: Serambinews.