Pemilik Nasi Padang Daging Babi di Kelapa Gading, Sergio: Minta Maaf dan Tidak Niat Singgung Suku

138
Pemilik usaha masakan padang dengan bahan baku daging babi di Jakarta meminta maaf ke masyarakat buntut kegaduhan yang terjadi terkait usaha kuliner miliknya.
Jakarta, Radar BI | Belakangan heboh soal kemunculan restoran masakan Padang atau Nasi Padang yang bahan bakunya menggunakan daging babi di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Pemilik usaha masakan padang dengan bahan baku daging babi, Sergio meminta maaf kepada masyarakat buntut kegaduhan yang terjadi terkait usaha kuliner miliknya.

Sergio mengaku hanya mencoba berinovasi dengan memadukan kuliner khas suku Minang dengan bahan baku daging babi untuk memperluas pasar. Dirinya juga mengaku tidak memiliki niat untuk melecehkan suku bangsa tertentu.

BACA JUGA  Padang Bagoro Terobosan Hendri Septa Atasi Persoalan Sampah 660 Ton per Hari
BACA JUGA  Satu Terduga Teroris Ditangkap di Bekasi, Bom Turut Diamankan Polisi
Radar Berita Indonesia
Masakan rumah makan Padang Babiambo yang di jual di kelapa gading.

“Saya mau minta maaf yang sebesar-besarnya. Pertama buat pihak-pihak yang merasa tersinggung karena ini, soalnya benar-benar enggak ada maksud untuk menyinggung,” ujarnya kepada wartawan di kediamannya, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada hari, Jumat (10/6/2022).

Sergio pun mengaku tidak ada niat untuk melecehkan atau menyinggung pihak manapun. Berniat melecehkan tapi sama sekali tidak, ini pure hanya usaha dan tidak berniat menyinggung siapapun,” tandasnya.

BACA JUGA  Selama Imlek, Polda Sumbar Buka Tutup Tempat Wisata
BACA JUGA  Warga Cianjur Sambut Antusias Bazar Sembako Murah Gagasan Kementerian BUMN, PTPN dan Pemkab

Diketahui, Segio membuka usaha ini di awal-awal masa pandemi tepatnya di tahun 2020, namun ternyata hanya bertahan 3 bulan dan tidak beroperasi lagi dan mengaku membuat usaha masakan padang karena ia menyukai masakan padang.

Selain itu, Sergio juga menjelaskan dirinya memang murni mencoba membuka usaha mengambil peluang baru di dunia kuliner. Terlebih, kata dia, usaha ‘Babiambo’ miliknya itu dibuka pada saat awal 2020 atau tepat pada masa Pandemi Covid-19.

Radar Berita Indonesia
Babiambo A Non Halal Padang food.

“Karena keterbatasan knowledge kita juga, kalau ternyata ini akan menyinggung ke arah sana. Saya menyesal banget, kalau tahu dari awal bakal begini tidak akan kita lakuin,” jelasnya.

BACA JUGA  Kapolri: Pelaku Teror Seorang Wanita Bernama Zakiah Aini, Simpatisan ISIS
BACA JUGA  DPR RI Setuju Jenderal Agus Subiyanto Jadi Panglima TNI Gantikan Laksamana Yudo Margono

Sergio juga menjelaskan, alasannya memilih menjual daging babi dengan olahan bumbu khas Minang, karena memang menyukai dan kerap membeli makanan Padang. Berangkat dari kesukaan itulah, ia lantas mencoba memadukan keduannya.

“Karena itu kan awal pandemi ya, semua mencoba mencari opportunity secara online. Waktu itu akhirnya mencoba lewat online tapi hanya berjalan sekitar kurang lebih tiga bulan sebelum akhirnya saya tutup,” tuturnya.

BACA JUGA  Kapolda Buka Rekonsiliasi dan Penyusunan Laporan Keuangan Polda Sumut
BACA JUGA  Selama Imlek, Polda Sumbar Buka Tutup Tempat Wisata

Selain olahan daging babi, Sergio menjelaskan, usaha miliknya juga tetap menjual lauk-pauk khas masakan Padang lainnya. Akan tetapi, olahan daging babi itu memang sengaja ia tonjolkan sebagai pembeda dari usaha kuliner lainnya.

Kendati demikian, Sergio memastikan pihaknya telah mendeskripsikan menu olahan daging babi pada menu, logo, dan nama usaha dengan tujuan agara para pelanggan tidak keliru.

“Karena kita nggak mau, nanti ada orang yang makan nggak tahu itu ada mengandung babinya. Jadi kita tulis babinya. Bahkan di logo juga ada tulisan nonhalal,” jelasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini