Jakarta, Radar BI | Baru-baru ini Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo akrabĀ si sapa Jokowi mengakui dapat data intelijen mengenai perilaku semua politikus.
Jokowi mengatakan tidak semua politikus bersih dan benar-benar ingin membangun bangsa.
Berdasarkan data intelijen, Presiden Jokowi juga tahu politikus nakal dan memiliki bisnis gelap.
Terkait data intelijen yang diperoleh Presiden Jokowi ini, Kementrian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Republik Indonesia Prof. Dr. H. Mohammad Mahfud Mahmodin, S.H., S.U., M.I.P dikenal dengan nama Mahfud MD menegaskan presiden bisa mengunakan data intelijen itu untuk kepentingan politik bernegara.
Bahkan Presiden tahu persis kondisi masyarakat dan itu adalah sesuatu yang wajar.
Mahfud MD mengatakan, Presiden memiliki intelijen yang setiap saat rutin melapor. Menurutnya, Jokowi pun memahami betul watak politisi di Indonesia.
“Ini Presiden pasti punya intelijen, siapa politikus yang nakal, siapa politikus yang benar. Siapa yang punya kerja gelap, siapa yang punya kerja terang itu punya Presiden,” kata Mahfud MD usai acara Jalan Sehat Nasional HUT ke-57 KAHMI, Jakarta, pada hari Minggu (17/9/2023).
Menurutnya, wajar jika Jokowi mendapatkan laporan dari intelijen lantaran isu keamanan, hukum, dan hal sensitif di masyarakat merupakan tugas presiden.
Mahfud pun membantah tudingan koalisi masyarakat sipil yang menilai presiden telah menyalahgunakan data intelijen untuk tujuan politiknya.
Ia menilai tak ada peraturan perundang-undangan yang dilanggar oleh pernyataan Jokowi.
Mahfud menyebut intelijen memang wajib melapor secara berkala kepada presiden. Selain itu, ia pun menekankan secara kelembagaan BIN bertanggung jawab langsung kepada presiden.
“Apa gunanya ada intelijen kalau tidak boleh lapor ke presiden,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengaku mengetahui keinginan partai politik menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Pernyataan itu disampaikan Joko Widodo di depan relawan pendukungnya ketika membuka Rapat Kerja Nasional Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi di Hotel Salak, Bogor, Sabtu (16/9/2023).
āSaya tahu dalamnya partai seperti apa saya tahu, partai-partai seperti apa saya tahu. Ingin mereka menuju ke mana juga saya ngerti,ā katanya.
Namun, Presiden tidak mengungkap informasi apa yang ia ketahui terkait keinginan partai politik itu.
Ia hanya menyebut informasi tersebut diperoleh dari aparat intelijen di bawah kendalinya, baik Badan Intelijen Negara (BIN), Polri, maupun Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Dan informasi-informasi di luar itu, angka, data, survei, semuanya ada, dan itu hanya miliknya presiden karena dia langsung ke saya, ujar Jokowi.