Radar BI | Belum juga pesta demokrasi dimulai, kader dan sejumlah calon legislatif Partai Solidaritas Indonesia (PSI) belakangan ramai-ramai memilih mundur. Keputusan itu tak lain lantaran sikap elite partai yang dianggap membuka ruang untuk mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Mundurnya kader dan caleg PSI itu buntut pertemuan Prabowo Subianto dengan elite partai di kantor DPP PSI pada 2 Agustus 2023 lalu. Banyak yang menilai pertemuan itu memberikan sinyal bahwa PSI mendukung pencapresan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Pertemuan itu rupanya membuat kekecewaan bagi para kader partai dengan logo gambar kepalan tangan menggenggam bunga mawar berwarna putih tersebut. Langkah berani untuk menyatakan mundur dari PSI diawali dari sikap Guntur Romli pada 5 Agustus 2023. Politisi muda ini pun kini memilih berlabuh ke PDI Perjuangan.
Mundurnya Guntur Romli karena sedari awal ketua umum Ganjarian Spartan itu mendukung Ganjar Pranowo. Menyusul Guntur Romli, Estugraha Waketum Ganjarian Spartan dan Sekjen Dwi Kundoyo juga menyatakan mundur dari PSI pada 7 Agustus 2023.
Tak berhenti disitu, pada 22 Agustus 2023 sejumlah kader dan caleg lain yang berjumlah enam orang juga menyatakan mundur. Sikap elite partai yang dinilai bermain mata dengan Prabowo nampaknya benar-benar menimbulkan barisan patah hati para kadernya dan memilih mundur.
Kekecewaan itu bukan tanpa alasan, sebab mereka bergabung PSI karena partai itu berdasarkan hasil rembuk rakyat pada Oktober 2022 lalu memutuskan mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres 2024. Pilihan mundur para kader itu tentu tak berarti menghentikan perjuangan mereka untuk memenangkan Ganjar.
Ganjar Pranowo dengan rekam jejak kepemimpinannya selama dua periode menjabat Gubernur Jawa Tengah dinilai publik sebagai sosok yang mampu melanjutkan kepemimpinan Presiden Jokowi. Tak ayal banyak yang jatuh cinta dan berharap Ganjar Pranowo untuk memimpin negeri ini.
Mundurnya para kader dan caleg ini tentu menjadi ancaman kempesnya kader PSI. Ditengah PSI yang akhir-akhir ini terkesan mencoba berdansa politik untuk menaikkan popularitas, hingga mencoba mendekati Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka justeru para kadernya kompak memilih mundur.
Sadar akan ancaman partainya semakin ramping nampaknya menjadikan elite PSI ketakutan. Melihat hengkangnya para kader, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie menyatakan bahwa PSI sejauh ini belum menentukan sikap politik di Pemilu 2024. Mundurnya para kader disebut sebagai langkah yang buru-buru.
Namun, kesan elite partai yang bermain mata dengan Prabowo dari pertemuan di kantor DPP PSI tentu sudah menjadikan kadernya kecewa. Situasi yang tak jelas ini bila berlarut tentu mengancam masa depan partai yang dinahkodai Giring Ganesha itu. PSI harus menghadapi perpecahan suara kadernya, bahkan lebih parah lagi akan mulai banyak yang memilih hengkang.
Elite partai seharusnya mendengar suara kader dan kembali pada hasil rembuk rakyat yang memutuskan mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024. Toh saat itu, PSI sebagai partai yang pertama kali menyatakan mengusung Ganjar ditengah partai lain belum menentukan sikap.
Sumber: Al Muhyi.