Radar Berita Indonesia | Dalam peristiwa duka cita tersebut, H. Hendri Septa, B.Bus., MIB Datuak Alam Batuah selaku Panghulu Kaum Suku Caniago Sumagek Nagari Nan XX Lubuk Begalung, Kota Padang menyampaikan nasihat yang mendalam terkait hakikat kehidupan dan kematian.
Hendri Septa mengingatkan bahwa kematian adalah takdir yang pasti dan bagian dari ketentuan Allah SWT, serta pentingnya persiapan amal sebagai bekal akhirat.
Beliau juga mengajak semua yang hadir untuk memperbanyak amal baik selama hidup, karena setiap amal kebaikan bisa menjadi penyelamat di akhirat kelak, ujarnya Hendri Septa kepada Radar Berita Indonesia, Jum’at (25/10/2024) pukul.11.15 WIB.
Selain itu, Hendri Septa mengungkapkan permintaan maaf bagi pihak keluarga atas kesalahan almarhumah Gusmidati, dan mendoakan agar almarhumah diterima di sisi Allah SWT serta diberikan tempat terbaik di surga. Almarhumah Gusmidati (berusia 72 tahun) meninggalkan 2 orang anak 5 orang cucu.
Selanjutnya, dalam prosesi pelepasan jenazah almarhumah Gusmidati, H. Hendri Septa menekankan pentingnya rasa kebersamaan dan dukungan keluarga serta masyarakat dalam momen duka.
Dengan peran sebagai panghulu, ia mengingatkan bahwa kehadiran keluarga besar dan para pelayat merupakan bentuk penghormatan terakhir sekaligus penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan, tuturnya.
Hendri Septa juga mengajak semua pihak untuk menjaga silaturahmi, tidak hanya dalam suka cita tetapi juga dalam duka, sebagai bagian dari nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur Suku Caniago.
Hal ini sejalan dengan tradisi adat Minangkabau yang selalu mengedepankan kebersamaan dan gotong royong dalam berbagai keadaan, ujarnya.
Hendri Septa juga mengingatkan masyarakat untuk tetap saling mendukung, mendoakan yang terbaik untuk almarhumah, dan melanjutkan nilai-nilai kebaikan yang telah ditanamkan selama hidupnya.
Setelah menyampaikan amanat dan nasihat, H. Hendri Septa, Datuak Alam Batuah, turut mengapresiasi masyarakat yang hadir, khususnya kaum keluarga dan kerabat yang tetap menjaga adat serta kebiasaan turun-temurun.
Ia mengungkapkan bahwa dukungan dan kehadiran dalam momen duka tidak hanya sekadar adat, tetapi juga mencerminkan rasa persaudaraan dan persatuan di tengah-tengah masyarakat Minangkabau, ujarnya.
Lebih jauh, Hendri Septa mengingatkan bahwa tradisi ini harus tetap dijaga oleh generasi muda. Dalam pernyataannya, Hendri Septa mengajak generasi penerus untuk memahami dan melestarikan nilai-nilai adat istiadat Minangkabau, yang menjadi kekuatan moral dan spiritual dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan, ujarnya.
Menutup amanatnya, Hendri Septa berharap semoga kepergian almarhumah menjadi pengingat bagi semua yang hadir tentang pentingnya mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.
Hendri Septa lalu memimpin doa bersama, memohon agar almarhumah Gusmidati diterima di sisi Allah SWT, diberikan ketenangan, serta diberikan kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan, pungkasnya. (DP)