Jakarta, Radar BI | Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) melakukan reshuffle kabinet pemerintahannya. Salah satunya dilantik Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P. sebagai Menteri Pertanian, pada hari Rabu (25/10/2023) pagi.
Andi Amran Sulaiman dilantik menjadi menteri pertanian setelah politikus NasDem Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengundurkan diri beberapa waktu lalu dari Kabinet Indonesia Maju.
Sebelum saya mengambil sumpah berkenaan dengan pengangkatan Saudara sebagai Menteri Pertanian… Saya akan bertanya kepada saudara, Bersediakah saudara untuk diambil sumpah ,” ujar Jokowi meminta Amran bersedia disumpah sebelum dilantik pada Rabu siang ini di Istana Negara, Jakarta.
“Bersedia,” jawab Andi Amran Sulaiman lalu mengikuti sumpah jabatan yang didiktekan Jokowi.
Andi Amran Sulaiman dilantik Jokowi berdasarkan Keppres Nomor 101/P Tahun 2023.
Andi Amran Sulaiman pun kini resmi menjabat kembali Menteri Pertanian. Dia pernah pula menjadi menteri pertanian di kabinet pemerintahan Jokowi pada periode 2014-2019.
Pria yang lahir di Bone, Sulawesi Selatan, 27 April 1968 itu pernah bekerja di PTPN XIV. Dia bahkan sempat menjabat sebagai kepala bagian logistik di BUMN tersebut.
Setelah kariernya di PTPN, Andi Amran Sulaiman membuat beragam inovasi di bidang pertanian sesuai dengan jurusan kuliahnya di Universitas Hasanuddin, Makassar.
Andi Amran Sulaiman termasuk penemu sekaligus penerima hak paten alat empos tikus “Alpostran”.
Sejak itu dia terus mengembangkan usaha dan melebarkan bidang bisnisnya yaitu produsen pestisida, perkebunan kelapa sawit, gula, tambang nikel, tambang emas, dan SPBU. Semua usahanya di bawah bendera Tiran Group.
Pada September lalu, Andi Amran Sulaiman bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta untuk berdiskusi isu ekonomi.
Kala itu, menurut Andi Amran Sulaiman, tidak ada tawaran dari Presiden agar dirinya kembali menjadi menteri. Dia mengungkapkan dirinya memang sudah beberapa kali mendiskusikan perekonomian dengan Presiden, sejak tidak lagi menjabat sebagai mentan.
Sebagai pengusaha, Andi Amran Sulaiman mengaku pernah berdiskusi masalah tebu dan pabrik gula modern di Bombana, Sulawesi Tenggara, serta berdiskusi masalah nikel hingga kondisi ekonomi riil di bawah.
Dia juga berdiskusi dengan Presiden mengenai potensi nikel di Indonesia timur.