Sumbar, Radar Berita Indonesia | Kongres Bundo Kanduang se-Dunia ke-2 yang berlangsung di Tanah Datar, Sumatera Barat, pada hari Jum’at, 06 Desember 2024.
Acara ini dibuka oleh Bupati Tanah Datar, Eka Putra, yang menegaskan dukungannya terhadap kegiatan tersebut untuk memperkuat peran Bundo Kanduang dalam adat Minangkabau.
Diikuti oleh peserta dari 13 provinsi di Indonesia dan berbagai negara seperti Australia, Inggris, Thailand, dan Amerika Serikat.
Mengusung tema “Penguatan Konsep Diri Bundo Kanduang Berbasis ABS-SBK” (Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah).
Seminar dengan narasumber kompeten, seperti Prof. Puti Reno Rauda Thaib dan Dr. Ratna Wijaya.
Lomba bercerita adat Minangkabau
Diskusi tentang penguatan peran Bundo Kanduang dalam pewarisan nilai adat dan pendidikan generasi muda.
Dukungan Bupati dan Pemerintah
Bupati Eka Putra mengapresiasi semangat dan kerja keras panitia serta peserta kongres.
Pemerintah Tanah Datar meningkatkan anggaran operasional Bundo Kanduang untuk mendukung kegiatan pelatihan dan pendidikan nilai budaya kepada generasi muda.
Pesan dan Harapan
Ny. Lise Eka Putra, Penasehat Bundo Kanduang Tanah Datar, menekankan pentingnya peran Bundo Kanduang sebagai penjaga adat dan pengarah generasi muda.
Kongres ini diharapkan menghasilkan gagasan dan langkah konkret untuk melestarikan budaya Minangkabau melalui peran aktif Bundo Kanduang.
Acara ini tidak hanya sebagai ajang silaturahmi tetapi juga momentum untuk memperkuat posisi sosial Bundo Kanduang, menjaga nilai-nilai adat, dan menyebarkan wawasan kepada generasi muda baik di tingkat lokal maupun global.
Dukungan pemerintah menunjukkan komitmen untuk menjadikan Bundo Kanduang sebagai bagian penting dari pelestarian budaya dan pembangunan daerah.
Selanjutnya, kongres ini diharapkan dapat menghasilkan beberapa rekomendasi strategis yang akan menjadi acuan untuk memperkuat peran Bundo Kanduang di masa depan. Berikut kemungkinan langkah lanjutan yang dapat diambil:
1. Pembentukan Program Berbasis Budaya dan Pendidikan
Mengadakan pelatihan rutin untuk Bundo Kanduang, baik di tingkat lokal maupun internasional, terkait pelestarian adat, kepemimpinan perempuan, dan pengembangan komunitas.
Memasukkan wawasan adat Minangkabau ke dalam kurikulum sekolah melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah.
2. Kolaborasi dengan Diaspora Minangkabau
Membangun jaringan kerja sama antara Bundo Kanduang dari luar negeri dengan yang ada di Tanah Air, untuk memperluas promosi budaya Minangkabau secara global.
Melibatkan diaspora Minangkabau dalam kegiatan seperti festival budaya, pertukaran budaya, dan seminar internasional.
3. Digitalisasi dan Dokumentasi Adat
Membuat arsip digital tentang peran, cerita, dan nilai-nilai Bundo Kanduang agar dapat diakses oleh generasi muda di era digital.
Mengembangkan aplikasi atau platform digital untuk berbagi informasi adat Minangkabau, termasuk panduan praktis bagi Bundo Kanduang.
4. Penguatan Ekonomi Kreatif Berbasis Adat
Mendorong Bundo Kanduang untuk terlibat dalam pengembangan usaha berbasis budaya, seperti tenun, kuliner, dan seni tradisional, yang juga dapat memberdayakan ekonomi lokal.
Mengadakan bazar dan pameran yang menampilkan hasil karya Bundo Kanduang.
5. Penyusunan Kebijakan Adat Modern
Menyusun kebijakan yang mendukung revitalisasi peran Bundo Kanduang dalam masyarakat, termasuk pemberdayaan hukum adat yang relevan dengan konteks modern.
Mendukung Peraturan Daerah (Perda) yang melindungi dan mempromosikan budaya Minangkabau.
Kongres ini memiliki potensi menjadi wadah strategis bagi penguatan budaya Minangkabau di tengah modernisasi. Jika rekomendasi ini diimplementasikan dengan dukungan penuh dari pemerintah dan komunitas, dampaknya akan terasa baik dalam pelestarian adat maupun pembangunan sosial dan ekonomi di Tanah Datar dan daerah lain.
Dalam seminar yang bakal diisi Pimpinan Pusat Perkumpulan Bundo Kanduang Minangkabau Bundo Prof. Puti Reno Rauda Thaib, Ketua Bundo Kanduang Luar Negeri DR. Ratna Wijaya juga dihadiri Asisten I dan III serta beberapa kepala OPD di Lingkup Pemerintah Kabupaten Tanah Datar.
Penulis: Dedi Prima Maha Rajo Dirajo.