Jakarta, Radar BI | Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), menyetujui penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp.7,5 triliun untuk PT Garuda Indonesia Tbk. Namun, PMN ini baru akan diberikan setelah ada keputusan kasasi.
Ketua Komisi XI DPR RI, Kahar Muzakir mengatakan, DPR menyetujui penyertaan modal negara (PMN) dan juga mendukung restrukturisasi dan privatisasi Garuda Indonesia, kepemilikan saham pemerintah secara mayoritas, dan mempertahankan saham Merah Putih sebagai penentu kebijakan.
“Restrukturisasi, penyertaan modal negara (PMN) dan privatisasi PT Garuda Indonesia Tbk diarahkan untuk mendukung perbaikan kinerja keuangan dan operasional, serta memperkuat mitigasi risiko,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat, pada hari Senin (26/9/2022).
Menurut Kahar, PMN untuk Garuda Indonesia akan dialokasikan untuk perawatan, restorasi, pemenuhan maintanance reserve, dan modal kerja yang disertai penyelesaian inisiatif strategis perusahaan. Adapun pelaksanaan berbagai inisiatif ini akan diawasi melalui Key Performance Indicator (KPI).
Sementara itu, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Irfan Setiaputra, mengatakan perusahaan mencetak laba hingga Rp3,8 miliar pada semester I/2022. Hal ini dinilai sebagai hasil dari perjanjian perdamaian dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
“Utang turun dari Rp.10 miliar ke Rp.5 miliar menjadi salah satu penyebabnya, demikian juga kinerja ekuitas akan membaik,” ujarnya.
Pencapaian ini, kata Irfan, merupakan hasil dari berbagai upaya Garuda Indonesia menerapkan berbagai strategi dan inisiatif dalam optimalisasi kinerja perusahaan.
“Selain kami potong masa lalu kami, utang yang tidak kami bayar, kami juga menegosiasikan biaya ke depan untuk memastikan perusahaan punya kemampuan menghasilkan keuntungan,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Rionald Silaban, menyampaikan bahwa restrukturisasi perusahaan sudah menerapkan berbagai strategi inisiatif.
“Mereka sudah melakukan negosiasi dimana tarif sewa pesawat untuk wide body rata-rata turun sebesar 43 persen dan narrow body rata-rata turun sebesar 34 persen,” katanya.
Garuda Indonesia, bakal mengurangi jumlah pesawat dari 196 menjadi 119 pada tahun ini sejalan dengan kesepakatan negosiasi para penyedia pesawat untuk meningkatkan power by hour, sehingga pembayaran biaya pesawat bisa disesuaikan dengan durasi pemakaian pesawat.
Begitu juga dengan rute, ujar Rionald, akan dikurangi dari 102 menjadi 76 rute pada 2022. Rute yang dioperasikan juga hanya yang dinilai menguntungkan. Hal ini dilakukan dengan menyinergikan rute dengan Citilink. Pendapatan dari segmen lain juga dioptimalkan, seperti kargo, yang potensinya diperkirakan mencapai US$.514 juta pada 2025.
Sumber: Fortune Indonesia.