Radar BI | Gejala kanker lambung sering disalahartikan sebagai masalah kesehatan lain yang kurang serius, sehingga baru disadari ketika kondisinya sudah parah.
Bila sudah parah, penderita kanker lambung harus segera mendapatkan pengobatan, baik dengan atau tanpa operasi, guna mencegah sel-sel kanker makin menyebar dan menyebabkan kematian.
Kanker lambung terjadi ketika sel-sel pada lambung tumbuh secara tidak normal dan tidak terkendali. Pertumbuhan sel abnormal ini terjadi ketika sel-sel di lambung terluka dan menyebabkan mutasi genetik, sehingga sel tumbuh secara tidak terkendali.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker lambung, seperti memiliki riwayat kelainan genetik dalam keluarga, termasuk memiliki keluarga yang menderita kanker lambung.
Selain itu, menderita penyakit GERD dan maag, serta infeksi bakteri H. pylori maupun virus Epstein-Barr (EBV) juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker lambung.
Jika tidak diobati, sel kanker dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui pembuluh getah bening. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala kanker lambung sedini mungkin, sehingga penanganan yang tepat pun dapat diberikan dan tingkat kesembuhannya juga lebih tinggi.
Gejala Kanker Lambung
Kanker lambung pada stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala. Jika muncul, gejala kanker lambung biasanya disalahartikan sebagai masalah kesehatan lain yang kurang serius. Berikut ini adalah beberapa gejala kanker lambung yang bisa terjadi pada stadium awal:
> Nyeri ulu hati
> Perut kembung dan sering bersendawa
> Naiknya asam lambung
> Cepat kenyang saat makan
> Nafsu makan berkurang
> Mual
Ketika sudah ditahap stadium lanjut, gejala kanker lambung akan jauh lebih berat. Pada tahap inilah penderita umumnya baru menyadari bahwa dirinya terkena kanker lambung dan berobat ke dokter.
Berikut adalah beberapa gejala kanker lambung pada stadium lanjut:
> Tinja berwarna hitam atau berdarah
> Muntah darah
> Kurang darah atau anemia
> Sakit perut
> Sakit kuning
> Kesulitan menelan
> Penurunan berat badan secara drastis tanpa direncanakan
> Penumpukan cairan di perut (asites)
Pengobatan Kanker Lambung
Untuk mendiagnosis dan memberikan penanganan pada kanker lambung, dokter akan melakukan sesi tanya jawab seputar gejala kanker lambung yang dialami pasien. Lalu, dilanjut dengan pemeriksaan fisik pada perut pasien untuk melihat adanya pembengkakan atau nyeri saat perut ditekan.
Selanjutnya, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti endoskopi, USG perut, CT scan, MRI, positron emission tomography (PET), tes darah, dan laparoskopi. Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk memastikan diagnosis dan menentukan stadium kanker lambung.
Setelah dipastikan pasien menderita kanker lambung, dokter akan memberikan penanganan untuk mengobati dan meringankan gejala kanker lambung. Berikut ini adalah beberapa penanganan kanker lambung yang dibedakan menjadi penanganan dengan operasi dan tanpa operasi:
Operasi
Jika kanker lambung masih stadium awal dan sel kanker sangat kecil, operasi dapat menjadi pilihan penanganan lini pertama untuk mengatasi gejala kanker lambung. Pada kondisi ini dapat dilakukan prosedur operasi dengan teknik endoscopic mucosal resection (EMR) atau endoscopic submucosal dissection (ESD).
Pada prosesnya, dokter akan memasukkan alat khusus yang menyerupai selang elastis dan dilengkapi dengan pisau atau alat pemotong kecil lain serta kamera. Alat dimasukkan melalui tenggorokan dan berfungsi untuk memotong serta mengangkat sel kanker.
Namun, jika sel kanker sudah menyebar ke bagian lambung yang lebih luas, dokter dapat merekomendasikan operasi yang disebut dengan gastrektomi. Pada prosedur ini, dokter akan mengangkat sebagian atau seluruh bagian lambung, maupun organ lain yang terkena kanker.
Tanpa operasi
Bila pasien tidak dapat menjalani prosedur bedah atau sel kanker sudah menyebar ke jaringan atau organ lain, dokter dapat merekomendasikan penanganan nonoperasi, seperti kemoterapi atau radioterapi untuk meringankan gejala kanker lambung serta membunuh sel-sel kanker.
Kemoterapi dilakukan dengan pemberian obat-obatan, baik diminum secara oral, diberikan melalui suntikan, atau kombinasi keduanya. Sementara itu, radioterapi dilakukan dengan menembakkan sinar-X atau proton secara langsung ke lokasi tumbuhnya sel kanker dengan tujuan mematikan sel kanker.
Pilihan penanganan ini akan ditentukan setelah dokter memeriksa langsung kondisi pasien. Makin cepat kanker lambung terdeteksi dan ditangani, makin baik pula peluang pasien untuk sembuh dari kanker lambung.
Oleh karena itu, jika anda mengalami keluhan yang menyerupai gejala kanker lambung, periksakan diri ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan dan diberikan penanganan yang tepat dikutip dari Alodokter.