Jateng, Radar BI | Masyarakat digegerkan penemuan sebanyak 4 kerangka bayi di sebuah kebun kosong di Purwokerto, Provinsi Jawa Tengah. Ternyata 4 kerangka bayi itu hasil dari hubungan terlarang antara ayah dan anak kandung sendiri.
Kasus penemuan kerangka bayi di sebuah kebun kosong di Purwokerto tersebut pada Kamis (15/6/2023) lalu. Tak berselang lama atau tepatnya 6 hari kemudian, warga juga menemukan lagi 3 kerangka bayi yang letaknya tak jauh dari lokasi pertama penemuan.
Polisi menangkap Rudi (berusia 57 tahun) karena telah menghamili anak kandungnya sendiri, inisial E yang (berusia 25 tahun) dan mengubur bayi-bayinya.
“Kita tetapkan tersangka sejauh ini satu, Rudi umur 57 tahun,” kata Kasat Reskrim Polresta Banyumas, Kompol Agus Supriyadi kepada wartawan, pada hari Senin (26/6/2023).
Setelah kepolisian melakukan interogasi, Rudi mengakui bayi-bayi tersebut adalah hasil hubungannya dengan E, anak kandungnya. Itu hasil hubungan antara pelaku Rudi dengan anak kandung pelaku, ujar Agus.
Lebih lanjut, Agus menyebut pelaku diketahui memiliki tiga istri. Namun istri sahnya hanya satu. Pelaku mempunyai tiga istri. Yang pertama dinikahkan secara sah, kedua dan ketiga siri. Istri yang pertama dan kedua sudah pisah. Tinggal istri ketiga,” jelasnya.
Aksi bejat Rudi menyetubuhi anak kandung sendiri ternyata sudah dilakukan sejak lama pada tahun 2013. Rudi juga mengakui melakukan hubungan dengan anaknya ini sejak tahun 2013. Jadi bisa dikatakan inses, ungkap Agus.
Rudi menyetubuhi E di gubuk yang tidak jauh dari lokasi penemuan kerangka bayinya. Dilakukan di rumah di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) karena memang pada saat 2013, yang bersangkutan dengan anaknya tinggal bersama di gubuk yang tidak jauh dari lokasi tersebut.
Ibunda E ternyata tahu Rudi menyetubuhi anaknya. Namun, ia tak bisa berbuat banyak karena diancam. Ibunya dalam kondisi tidak bisa berbuat banyak karena diancam pelaku untuk diam dan tidak melapor. Apabila melapor akan dibunuh, ungkap Agus.
Ternyata tak hanya empat bayi, tapi total ada tujuh bayi hasil inses dengan E, yang telah dibunuh Rudi. Lima bayi laki-laki dan dua bayi perempuan.
Rudi sejauh ini mengakui kerangka manusia yang kita temukan dari tanggal 15-21 Juni. Kemudian terakhir pelaku menyampaikan ada tiga kerangka lagi yang masih ada di TKP, artinya total ada tujuh kerangka manusia,” kata Agus.
Kepolisian pun melanjutkan pencarian tiga kerangka bayi yang masih terkubur di kebun kosong itu, setelah empat kerangka bayi sebelumnya ditemukan warga. Proses pencariannya melibatkan anjing pelacak.
Dalam keterangannya kepada polisi, Rudi membunuh bayinya usai E melahirkan. Ia membekap bayinya dengan kain hingga tewas dan dikuburkan.
“Semua dilahirkan, estimasi waktu dari 2013-2021 ada tujuh bayi. Bayi pada saat saudari E melahirkan langsung dibunuh dan dikubur. Bayi tersebut dibekap menggunakan kain,” ungkap Agus.
Dari pengakuannya, kerangka bayi terakhir dikuburkan 2 tahun lalu. Rudi yang diketahui sebagai dukun itu memperkosa anak kandungnya dan membunuh bayi hasil insesnya dengan dalih mendapat arahan guru spiritual.
“Pengakuan tersangka melakukan hal tersebut karena ada arahan dari guru spiritualnya atas nama Bambang. Info sementara seperti itu, masih kami dalami keterangan pelaku,” kata Agus.
“Ini masih kami dalami apakah motif itu dorongan dari ilmu spiritualnya ataupun jadi budak seks terhadap anaknya tersebut,” sambungnya.
Rudi selama ini dikenal sebagai dukun pengobatan tradisional. “Rudi sehari-hari dia sebagai dukun pengobatan. Selain itu juga kebiasaan dia memancing di sungai Kelurahan Tanjung,” terangnya.
Seorang warga, Purwanto (berusia 42 tahun), menyebut Rudi dan E tak pernah terlihat lagi usai warga menemukan kerangka bayi di kebun kosong itu.
Selain itu, Purwanto juga menyebut ia kerap menjumpai orang asing yang bertamu ke gubuk yang ditinggali Rudi. Sifatnya Rudi keras, tidak boleh kesenggol. Gampang kepancing emosi. Kayak temperamental gitu, pungkasnya.