SBY Turun Gunung, Hasto Kristiyanto: PDI Perjuangan Akan Naik Gunung Agar Bisa Lihat Jelas yang Dilakukannya

172
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto merespons pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang bakal turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto merespons pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang bakal turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024.
Jakarta, Radar BI | Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto merespons pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang bakal turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024. Karena menduga agenda tersebut bisa dibuat tidak jujur dan adil.

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto juga menyebut sesungguhnya ini bukan pertama kalinya SBY turun gunung. Hasto juga memperingatkan SBY untuk tidak memfitnah Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo. (Jokowi).

“Setahu saya, beliau tidak pernah lagi naik gunung. Jadi, turun gunung Pak SBY sudah lama dan berulang kali. Monggo turun gunung,” ujar Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/9/2022).

BACA JUGA  Gelar Gaktibplin Kabid Humas Polda Bali Cek Kelengkapan Personil

Hanya saja Hasto Kristiyanto mengingatkan SBY jika turun gunung dimaksud untuk menyebarkan fitnah kepada Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo (Jokowi), maka PDIP akan memberikan respons tegas.

“Kalau turun gunung itu mau menyebarkan fitnah kepada Pak Jokowi, maka PDI Perjuangan akan naik gunung agar bisa melihat dengan jelas apa yang akan dilakukan oleh Pak SBY. Sebab, informasi yang diterima Pak SBY sangat tidak tepat. Jadi, hati-hati kalau mau ganggu Pak Jokowi,” jelasnya.

BACA JUGA  Wakapolda Jabar Salurkan Ribuan Paket Sembako di 6 Titik di Kota Bandung

Lebih lanjut, Hasto juga menyatakan PDIP menanggapi serius pernyataan SBY yang menyebut ada tanda-tanda Pemilu 2024 tidak jujur dan adil. Menurut Hasto, Presiden RI keenam tersebut tidak bijak.

Bahwa tahun 2009 merupakan puncak kecurangan Pemilu dan SBY yang bertanggung jawab. Dalam hal ini ia mempersoalkan manipulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT). Zaman pak SBY manipulasi DPT bersifat masif, salah satu buktinya ada di Pacitan, ucap Hasto.

“Selain itu, Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati yang seharusnya menjadi wasit dalam Pemilu, ternyata kemudian direkrut menjadi pengurus teras Partai Demokrat,” sambungnya.

BACA JUGA  Meyrico Rajab Mundur dari Partai NasDem, Ketidakpuasan Internal dan Dukungan Untuk Hendri Septa di Pilwako Padang

Sebagai informasi, Anas sempat menjabat Komisioner KPU pada periode 2001-2005. Sementara Andi Nurpati menjabat Komisioner KPU pada periode 2007-2012.

Dalam agenda Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Tahun 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Kamis (15/9), SBY menyatakan bakal turun gunung menghadapi Pemilu 2024 karena mendapat informasi penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut bisa tidak jujur dan adil.

“Para kader, mengapa saya harus turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024 mendatang? Saya mendengar, mengetahui, bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil,” ucapan SBY.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini