Cina Jadi Negara Pertama di Dunia yang Setujui Penggunaan Vaksin Hirup Convidecia Air

189
Cina menjadi negara pertama gunakan vaksin convidecia air yang diatomisasi untuk mendemonstrasikan cara kerja vaksin Covid-19 hirup CanSinoBIO (Foto: Ilustrasi)
Cina menjadi negara pertama gunakan vaksin convidecia air yang diatomisasi untuk mendemonstrasikan cara kerja vaksin Covid-19 hirup CanSinoBIO (Foto: Ilustrasi)
Indonesia, Radar BI | Cina menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui penggunaan vaksin hirup (melalui mulut) untuk mengatasi Covid-19. Vaksin tersebut diberi nama Convidecia Air.

Cina menjadi negara yang pertama gunakan Convidecia Air mengubah bentuk cair vaksin menjadi uap menggunakan alat nebulizer untuk kemudian dapat dihirup melalui mulut. Adapun materi vaksin yang digunakan sama dengan jenis vaksin yang disuntikkan oleh pabrikannya, CanSino Biologics (CanSinBIO) di Tianjin.

“Vaksin Convidecia Air bebas jarum ini dapat secara efektif menginduksi perlindungan kekebalan komprehensif sebagai respons terhadap SARS-CoV-2 hanya dengan satu napas,” kata CanSino pada hari  Rabu (7/9/2022).

CanSino menuliskan, vaksin hirup jenis inhalasi (hirup lewat mulut) ini, lebih baik dari jenis vaksin suntik. Pemberian vaksin lewat hidung atau mulut dapat mempersiapkan sel-sel kekebalan dari selaput lendir tipis yang ada. Hal ini diyakini dapat mencegah penyebaran penyakit, karena virus terbunuh sejak baru memasuki tubuh, terutama di bagian mulut atau hidung.

BACA JUGA  2 Jenazah WNI Korban Gempa Turki Tiba di Indonesia

Para ilmuwan berpendapat bahwa vaksin yang dihirup bisa jauh lebih efektif dalam menghentikan penyebaran infeksi dengan dosis yang jauh lebih rendah, untuk menghasilkan dampak yang sama dengan vaksin suntik.

Menurut uji klinis Fase III yang diterbitkan 23 Desember di jurnal The Lancet, vaksin yang disuntikkan 57,5 persen efektif untuk mencegah gejala Covid-19 dan 91,7 persen efektif untuk mencegah penyakit parah setelah empat minggu atau lebih, setelah dosis tunggal diberikan.

Sementara, melalui uji klinis lain pada 26 Juli di The Lancet, tingkat kekebalan yang dihasilkan oleh dua inhalasi vaksin yang terpisah 28 hari, mencapai sama dengan yang dihasilkan oleh satu suntikan intramuskular. Convidecia Air pun jadi vaksin jenis hirup pertama mendapat persetujuan untuk segera digunakan. Administrasi Produk Medis Nasional Cina menyetujui penggunaan vaksin ini sebagai booster.

BACA JUGA  Polres Lebak Berhasil Tangkap 2 Pelaku Curanmor di Malingping

Efektivitas dan efisiensi vaksin hirup juga mencuri perhatian negara-negara lain, seperti Amerika Serikat. Wakil presiden eksekutif Scripps Research, Eric Topol, telah meminta pemerintah AS untuk mempercepat upaya mengembangkan vaksin inhalasi dan semprot hidung, karena dianggap lebih baik dari suntikan.

“Begitu (Omicron) masuk melalui mukosa hidung kita, atau mukosa mulut kita, saluran udara bagian atas, maka potensi infeksi akan berakhir,” kata Topol seperti dikutip Fortune “Cara terbaik … untuk menginduksi kekebalan mukosa tepat di saluran napas atas adalah dengan vaksin hidung atau oral.”

BACA JUGA  3 Anggota TNI Diduga Pelaku Pembunuhan Imam Masykur Terancam Hukuman Mati

Fortune menuliskan, meski vaksin Covid-19 yang diimplementasikan melalui hidung atau mulut dianggap lebih efektif, namun secara bisnis, pasar bagi Convidecia Air dipandang agak jenuh. Hal ini pun menimbulkan penilaian bahwa prospek jenis vaksin hirup ini tak jelas.

Seperti diketahui, saat ini Cina sudah memberikan sekitar 3,4 miliar dosis vaksin kepada warganya. Jadi, kurang lebih 89,7 persen populasi Cina sudah menerima dua atau lebih suntikan vaksin Covid-19. Namun, pemerintah Tiongkok belum memperlihatkan transisi untuk ‘hidup bersama’ dengan Covid, seperti halnya yang dilakukan sebagian besar negara di dunia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini