Irjen. Pol. Drs. Paulus Waterpauw merupakan putra asli Bumi Cenderawasih Papua. Pria kelahiran Fakfak, Papua Barat 25 Oktober 1963 itu merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1987.
Irjen. Pol. Drs. Paulus Waterpauw secara resmi ditunjuk Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si sebagai Kepala Badan Intelijen Keamanan Polri (Kabaintelkam) Mabes Polri. Paulus menggantikan Komjen. Pol. Prof. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si.
Sepanjang kariernya di kepolisian, Papua identik dengan wilayah kerjanya. Sejak lulus Sespim Dediklat Polri pada Mei 2002, wilayah Papua seperti tak ingin lepas begitu lama dari Paulus Waterpauw.
Paulus tercatat kembali ke tanah kelahirannya untuk menjabat sebagai Kapolres Mimika pada Desember 2002. Dua tahun menjabat, Paulus kemudian dipercaya menjabat Kapolresta Jayapura pada 2005.
Selang setahun kemudian atau Februari 2006, ia masih terus berkutat di Papua usai dipercaya menjadi Direktur Reskrim di Polda Papua.
Pada Februari 2009 hingga 2010, Paulus dimutasi ke Jakarta menjabat sebagai Penyidik Utama TK II Dit III/Kor dan WWC Bareskrim Polri pada 2009. Setelah itu, itu ia menjadi Widyaiswara Madya Sespim Polri sejak Agustus 2020 – Oktober 2011.
Setelah itu, karier Paulus terus menanjak. Ia harus kembali ke kampung halamannya usai dipercaya menjabat sebagai Wakapolda Papua pada 2011. Jabatan sebagai orang nomor dua di kepolisian daerah Papua itu ia emban sampai Desember 2014.
Setelah itu, ia ditunjuk sebagai Kapolda Papua Barat pada Desember 2014. Alhasil, pangkat bintang dua atau Inspektur Jendral Polisi tersemat dipundak suami dari Roma Megawanti Pasaribu itu.
Usai rampung menjabat Kapolda Papua Barat, Paulus dipercaya sebagai Kapolda Papua pada Juli 2015. Artinya, Paulus pernah menjabat sebagai orang nomor 1 di tingkat kepolisian daerah di dua Provinsi paling timur Indonesia tersebut.
Pada tahun 2017, Paulus dimutasi menjadi Wakabaintelkam Polri dan Kapolda Sumatra Utara. Namun, Papua kembali memanggilnya kembali pada tahun 2019 untuk menjabat sebagai Kapolda Papua kedua kalinya.
Penunjukan Paulus menjadi Kapolda Papua untuk kedua kalinya oleh Kapolri Jendral (Purn) Tito Karnavian kala itu bertepatan dengan maraknya unjuk rasa berujung kerusuhan di sejumlah daerah di Papua.
Kerusuhan di Papua dan Papua Barat itu dipicu dari dugaan kasus rasialisme yang menimpa mahasiswa yang menempati Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur. Pernyataan rasialisme itu yang ditujukan kepada mahasiswa Papua dari kelompok yang mengepung.
Kerap berdinas di Papua, Paulus juga tak akan lepas dari urusan mengatasi gangguan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). KKB sendiri menjadi momok tersendiri bagi sektor keamanan di Papua sampai saat ini.
Bahkan, baru-baru ini Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si menyetujui perubahan komando di lingkungan Satuan Tugas (Satgas) Nemangkawi pada 13 Februari 2021. Satgas ini akan dipimpin seorang Kapolda.
Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si sudah menunjuk Paulus yang masih menjabat sebagai Kapolda Papua saat itu secara khusus untuk memimpin Satgas Nemangkawi memberantas KKB.
Bahkan, Paulus sudah berencana akan menambah pasukan ke wilayah-wilayah yang rawan KKB di Papua. Kantor Satgas Nemangkawi pun rencananya akan dipindahkan Paulus dari Timika ke Jayapura.