Minggu, November 17, 2024
No menu items!

5 Langkah Tepat Pertolongan Pertama Serangan Jantung

Must Read
Radar BI | CPR adalah prosedur penyelamatan nyawa dalam kondisi darurat saat pernapasan atau detak jantung seseorang terhenti, contoh kasusnya seseorang terkena serangan jantung, hampir tenggelam dan kecelakaan.

CPR berfungsi menjaga darah dan oksigen tetap mengalir ke seluruh tubuh ketika jantung dan pernapasan mendadak berhenti.

BACA JUGA  Tsunami Covid-19 di India, 4.187 Orang Meninggal Dunia Dalam Sehari

Menurut American Heart Association, tindakan CPR bisa meningkatkan peluang bertahan hidup seseorang setelah terkena serangan jantung dua kali lipat bahkan tiga kali lipat. Ini karena aliran darah tetap aktif terjaga.

Tindakan CPR paling penting adalah kompresi dada, yang akan menjaga aliran darah ke organ vital hingga detak jantung normal kembali. Kompresi dada sendiri adalah tindakan memberikan penekanan secara teratur pada dada di bagian bawah pada pertengahan sternum.

Selain dengan tangan, ada juga metode resusitasi jantung menggunakan bantuan pernapasan dari mulut ke mulut atau yang akrab disebut napas buatan. Metode ini akan memberikan tubuh korban lebih banyak oksigen di saat detak jantung dan pernapasannya terhenti mendadak.

BACA JUGA  Delapan Wisatawan Terseret Ombak Pantai Garut Selatan, 2 Masih Hilang

Prosedur CPR yang benar

Teknik CPR bisa dipelajari oleh siapa saja namun cara melakukan CPR tidak sembarangan atau asal menekan dada dan memberikan napas buatan. Cara yang salah berisiko menyebabkan patah tulang rusuk dan melukai organ dalam.

Berikut ini prosedur CPR dan langkah-langkahnya yang benar:

1. Memastikan situasi sekitar jauh dari bahaya (danger)

Hal pertama yang dilakukan sebelum melakukan CPR adalah memastikan pasien dan semua orang di area sekitar aman. Jangan membahayakan diri sendiri atau orang lain.

BACA JUGA  Cari Penyebab Kebakaran di Kantor BPOM, Puslabfor Bareskrim Polri Olah TKP

Sambil menghubungi ambulans, baringkan terlebih dahulu pasien pada permukaan datar.

2. Memeriksa kesadaran (response)

Sebelum CPR, periksa kesadaran dan respons pasien. Tanyakan keadaannya dengan suara keras sambil menepuk area bahu.

Selain itu perhatikan juga apakah pasien masih bernapas atau tidak. Juga rasakan denyut nadinya. Anda bisa meletakkan telinga di samping mulut dan dengarkan napasnya maksimal 10 detik.

BACA JUGA  Salah Sasaran, WNI Tewas Diberondong 100 Peluru di Texas

Ketika nadi tidak teraba dan napas tidak terdengar, Anda bisa mulai melakukan CPR. Namun jika masih bernapas meski tak sadarkan diri jangan lakukan CPR, sebaiknya tunggu ambulans datang sambil terus memantau kondisi pasien itu.

3. Kompresi dada (compression)

Kompresi dada bertujuan untuk merangsang jantung yakni dengan memberikan tekanan yang kuat agar darah terpompa lagi. Berikut ini langkah-langkahnya:

Baringkan orang itu dengan posisi terlentang di permukaan yang rata dan keras
Anda berlutut di samping leher dan bahu orang tersebut.
Letakkan telapak tangan bagian bawah Anda di tengah dada orang tersebut di antara puting susu.

Letakkan tangan Anda yang lain di atas tangan pertama. Perhatikan siku Anda dengan posisi lurus dan tempatkan bahu Anda tepat di atas tangan Anda.

BACA JUGA  Imlek 2573 di Kota Medan, Wakapolda Sumut: TNI-Polri Hadir Memberikan Rasa Aman dan Nyaman Kepada Masyarakat

Dorong lurus ke bawah pada dada minimal 5 cm tetapi tidak lebih dari 6 cm. Gunakan seluruh berat badan Anda, bukan hanya lengan Anda, saat melakukan kompresi.
Dorong keras dengan kecepatan 100 hingga 120 kompresi per menit.

Jika Anda belum terlatih dalam CPR , lanjutkan kompresi dada sampai ada tanda-tanda gerakan atau sampai tenaga medis darurat mengambil alih. Jika Anda telah terlatih dalam CPR, lanjutkan dengan membuka jalan napas (airway) dan atau napas buatan (breathing).

4. Membuka jalur napas (Airway)

Membuka jalur napas sebaiknya dilakukan jika sudah melakukan 30 kali kompresi dada namun belum ada tanda-tanda pernapasan normal saat didengarkan selama 5 – 10 detik. Airway dilakukan dengan memiringkan sedikit kepala orang tersebut ke belakang dan angkat dagunya.

BACA JUGA  Korban Tewas Ajaran Sesat di Kenya Tembus 400 Orang

Cara melakukannya yakni meletakkan telapak tangan dahi dan dongakkan kepalanya, kemudian gunakan tangan lainnya untuk mengangkat dagu secara perlahan sampai saluran napas terbuka.

5. Napas buatan (breathing)

Langkah terakhir dalam CPR yang bisa dilakukan adalah memberikan napas buatan. Ini bisa dilakukan dari mulut ke mulut atau mulut ke hidung jika mulut terluka parah atau tidak bisa dibuka.

Berikut ini cara memberikan napas buatan:

BACA JUGA  Kecelakaan di Purbalingga, Mobil Tabrak Motor dan Rumah

Miringkan kepalanya sedikit ke belakang dan angkat dagunya.
> Pencet hidungnya, letakkan mulut Anda sepenuhnya di atas hidungnya, dan tiup untuk membuat dadanya naik.
> Jika dadanya tidak naik saat napas bantuan pertama, miringkan kembali kepalanya.
> Jika dadanya masih tidak naik dengan napas kedua, orang tersebut mungkin tersedak.

Sampai bantuan medis datang, ulangi kompresi dada dan napas buatan. Baru setelah defibrillator eksternal otomatis (AED) dari tenaga medis tersedia lakukan menggunakan alat tersebut.

Kapan CPR bisa dihentikan?

BACA JUGA  Salah Sasaran, WNI Tewas Diberondong 100 Peluru di Texas

CPR memang harus terus dilanjutkan sampai orang itu pulih sepenuhnya, bahkan idealnya tidak boleh dihentikan.

Namun ada situasi dan kondisi tertentu yang membolehkan CPR tidak dilanjutkan. Apa saja?

> Denyut jantung dan napas kembali.
> Penolong kelelahan.
> Spesialis CPR lain mengambil alih atau pindah ke perawatan lainnya.
> Penolong terancam keselamatannya.
> Pasien dengan penyakit terminal (tidak bisa diobati secara akurat dan bisa menyebabkan kematian) seperti kanker.
> Terdapat perjanjian DNR (do not resuscitate) atau tidak melakukan penyelamatan.

BACA JUGA  Imlek 2573 di Kota Medan, Wakapolda Sumut: TNI-Polri Hadir Memberikan Rasa Aman dan Nyaman Kepada Masyarakat

Ketika pertolongan pertama pada korban dengan prosedur CPR atau resusitasi jantung paru (RJP) berhasil dilakukan. Perawatan selanjutnya bisa dilakukan di Eka Hospital melalui pusat pelayanan jantung dan pembuluh darah yakni MYcardia.

Kondisi jantung bisa dilakukan pemeriksaan seperti cardiac imaging untuk mendiagnosis dan mengelola kondisi jantung. Bisa juga dengan Elektrokardiogram (EKG) yakni merekam sinyal listrik dari jantung untuk memeriksa berbagai kondisi jantung.

Pilihan lainnya adalah kateterisasi jantung yang juga bisa untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit jantung.

Iklan

Latest News

LSM Penjara Indonesia PAC Maleber Galakkan Gotong Royong Demi Kebersihan dan Solidaritas Lingkungan di Desa Padamulya

Radar Berita Indonesia | Kegiatan gotong royong yang dilaksanakan oleh LSM Penjara Indonesia PAC Maleber, di bawah kepemimpinan Ketua...

Artikel Lain Yang Anda Suka