Jatim, Radar BI | Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Surabaya (UBAYA), Angeline Nathania dibunuh oleh guru les musiknya berinisial R.
Angeline Nathania tewas dicekik lalu jasadnya dimasukkan ke dalam koper hingga akhirnya dibuang ke jurang Gajah Mungkur, Pacet, Mojokerto.
Kronologi terkuaknya kasus ini berawal saat Angeline Nathania pergi meninggalkan rumah sejak 3 Mei 2023.
Saat itu Angeline Nathania pergi pamit kuliah. Dua hari tak pulang ke rumah, orang tua akhirnya melapor ke polisi.
“Dilaporkan orang tuanya pada 5 Mei, pengaduan bahwa anaknya hilang pada saat pamit pergi dari rumah untuk kuliah,” jelas Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana, Kamis (8/6/2023).
Setelah menerima laporan itu, Unit Reserse Mobile (Resmob) Polrestabes Surabaya melakukan penyelidikan. Mereka mendapat informasi bahwa korban berada di salah satu apartemen di Surabaya.
“Informasi itu kita gali untuk mencari di mana keberadaan korban dan siapa orang terakhir yang bersama korban,” imbuh Mirzal.
Polisi mendapat petunjuk penting di apartemen tersebut. Yakni rekaman CCTV. Polisi lantas mengidentifikasi siapa sosok yang bersama Angeline Nathania atau AN di apartemen itu.
“Saat kami pantau di CCTV itu yang paling terakhir bersama korban adalah guru les musik yang diidentifikasi berinisial R,” ungkap Mirzal.
Singkat cerita, polisi melacak keberadaan R. R ternyata ada di Mojokerto. Tanggal 6 Juni polisi menemui R.
“Semua terkait dengan mobil apapun identitas korban sudah hilang. Kami mendalami dan meminta keterangan momen terakhir saat yang bersangkutan bersama korban,” lanjut Mirzal.
Saat diinterogasi lebih mendalam, R akhirnya mengakui telah membunuh AN. Mirzal tak menjelaskan secara rinci di mana lokasi R menghabisi nyawa AN. Mirzal hanya menjelaskan bagaimana R mencoba menghilangkan jejak usai membunuh.
“Mungkin karena sudah namanya perbuatan pidana apalagi menghilangkan nyawa, dia tergerak untuk memberi tahu kalau sudah membunuh korban. Jenazah dimasukkan ke dalam koper dan dibuang di Pacet,” ungkap alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 2004 tersebut.
Polisi lantas mendatangi lokasi pembuangan mayat di Pacet. Saat itu posisi jenazah ada di jurang sedalam 20 meter. Jenazah sulit untuk dikenali
Kondisinya sudah sulit untuk dikenali, artinya kami berupaya untuk menindaklanjuti dengan menginformasikan kepada keluarga apakah benar jenazah itu putrinya. Kami dibantu teman-teman dari Polsek di Mojokerto (mengevakuasi jenazah), tukas Mirzal.