Jakarta, Radar BI | Koalisi Perubahan untuk Persatuan akan menggelar pertemuan di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem, pada hari Rabu (6/09/2023).
Dalam pertemuan tersebut digelar setelah koalisi ini mendeklarasikan pasangan Anies-Cak Imin pada pekan lalu.
Ihwal pertemuan koalisi perubahan ini dibenarkan oleh Juru bicara Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Ahmad Mabruri. Ia pun mengaku akan turut hadir dalam pertemuan tersebut. “Insya Allah,” kata dia saat dikutip dari Tempo.
Mabruri mengatakan, undangan pertemuan itu telah disampaikan DPP Partai NasDem ke PKS.
Pelaksana tugas Sekretaris Jenderal Partai NasDem Hermawi Taslim ikut membenarkan informasi soal pertemuan tiga partai pengusung pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar itu.
Menurut dia, pertemuan ini bertujuan untuk memperkenalkan mitra koalisi. “Memang ada pertemuan perkenalan,” kata dia.
Koalisi perubahan mengalami perubahan komposisi setelah Muhaimin dideklarasikan sebagai bakal calon wakil presiden.
PKB yang sebelumnya merupakan anggota koalisi pengusung Prabowo, kini masuk dalam gerbong koalisi Anies. Adapun Partai Demokrat memilih hengkang.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie menyampaikan rencana Koalisi Perubahan usai mendeklarasikan paslon Capres Cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Ia mengatakan seluruh mitra koalisi akan mengadakan rapat.
“Jadi kami akan melakukan rapat koalisi untuk membahas langkah-langkah apa saja yang kami akan lakukan,” kata dia di DPP NasDem, Selasa, 5 September 2023.
Menurut dia, pertemuan itu merupakan langkah penting yang dilaksanakan Koalisi Perubahan untuk menyongsong persiapkan memenangkan calon mereka di Pilpres 2024.
Berikutnya yang paling penting kita membentuk tim, terus tim akan merumuskan sosialisasi konsolidasi menyampaikan ini lah pasangan kami, visi misi, ini akan kami lakukan, ujarnya.
Setelah deklarasi pasangan Anies-Cak Imin, Koalisi Perubahan kehilangan Partai Demokrat yang memilih hengkang.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyatakan bahwa mereka keluar dari Koalisi Perubahan bukan karena dirinya tak dipilih oleh Anies Baswedan untuk menjadi bakal calon wakil presiden.
Tetapi karena tak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan saat memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai pendamping Anies. Demokrat, menurut AHY, merasa dipaksa untuk menerima Muhaimin.
“Bagi kami, lebih baik bersepakat untuk tidak sepakat, agree to di agree, daripada dipaksa menerima keputusan, yang kami tidak terlibat dalam prosesnya. Inilah substansinya,” kata AHY.
Putra sulung Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut pun memastikan Partai Demokrat akan bergabung dengan koalisi lainnya.
Syaratnya, menurut dia, koalisi tersebut memiliki kesamaan cara pandang, visi dan etika politik.