Jumat, November 15, 2024
No menu items!

11 Hari Jelang Pemilu Ekuador, Calon Presiden Fernando Villavicencio Tewas Ditembak Saat Kampanye di Quito

Must Read
Radar BI | Ekuador tengah menjadi perhatian global usai calon presiden atau capres negara itu, yakni Fernando Villavicencio tewas ditembak saat berkampanye di Quito, pada Rabu (9/8/2023).

Pembunuhan politikus tersebut berusia 59 tahun itu terjadi tepat 11 hari menjelang Pemilu Ekuador.

Sebelum adanya insiden tersebut, Villavicencio sempat mengaku bahwa ia mendapatkan ancaman pembunuhan dari gembong narkoba. Beberapa pihak kini menduga pelaku penembakan berasal dari geng kartel yang beroperasi di negara itu.

BACA JUGA  Musnahkan 404,9 Kg Sabu, Kapolda Aceh Ingatkan Narkoba Adalah Musuh Bersama

Meski demikian, pihak kepolisian Ekuador telah mengonfirmasi bahwa pelaku yang tewas dan enam orang yang berhasil dibekuk merupakan warga Kolombia.

Lantas, seperti apakah profil 5 gembong narkoba di Ekuador yang diduga terlibat pembunuhan capres Villavicencio tersebut?

Choneros adalah gembong narkoba yang dikenal paling brutal di Ekuador. Kelompok tersebut muncul pada tahun 1990-an sebagai sebuah organisasi perdagangan narkoba yang berbasis di Chone, Provinsi Manabi.

BACA JUGA  Kapolda Kepri Tinjau Obyek Vital Nasional Kawasan Ekonomi di Pulau Bintan

Kepolisian Ekuador mengidentifikasi mereka sebagai cabang dari kartel narkoba di Kolombia. Choneros merupakan geng yang disebut paling ganas di negara tersebut.

Diketahui mereka beroperasi di seluruh penjara Ekuador dan juga sejumlah kota. Choneros juga terlibat dalam perdagangan mikro, pemerasan, penyelundupan sampai menjadi pembunuh bayaran.

Dalam upaya menekan kekerasan geng di penjara, pemerintah Ekuador melakukan beragam cara. Cheneros kemudian membentuk geng-geng kecil dan semakin meningkatkan pengaruh mereka.

BACA JUGA  Indonesia di Mata Para Dubes Negara Sahabat

Pada 2020, Jorge Luis Zambrano atau yang kerap dijuluki Rasquina, memilih mundur dari kursi pimpinan Choneros. Kondisi itu lantas memicu pertikaian antara kelompok dan juga geng turunannya. Mereka mengancam agar warisan kekuasan mereka bisa terkuak.

Choneros kemudian menjadi sasaran koalisi geng mikro pada 2021, termasuk Tiguerones dan Chone Killers. Selama dua tahun kemudian, Choneros kehilangan kekuatan. Ini disebabkan karena aliansi yang dipimpin Lobos berhasil menyatukan sebagian besar musuh Choneros.

Los Lobos adalah gembong terbesar di urutan kedua Ekuador. Kelompok tersebut mempunyai 8.000 anggota di seluruh penjara Ekuador.

BACA JUGA  Densus 88 Tangkap 3 Terduga Teroris Perempuan di Makassar

Lobos sendiri merupakan pecahan dari geng Choneros. Kartel narkoba Choneros ini mulai gonjang-ganjing setelah bos kelompok tersebut, Jorge Luis Zambrano alias Rasquina tewas di tahun 2020.

New Generation

Setelah posisi Choneros melemah, beberapa geng yang sebelumnya bersekutu dengan kelompok besar memecah barisan dan membentuk aliansi baru. Kelompok kecil itu di antaranya adalah Chone Killer, Lobos dan Tiguerones.

BACA JUGA  Polri Tetapkan 7 Tersangka Kasus Pencabulan dan Penganiayaan di Malang

Mereka menyebut diri mereka sebagai New Generation. Sebutan itu dipakai karena New Generation diduga memiliki hubungan dengan Generasi Baru Kartel Jalisco atau CJNG Meksiko.

Sebagai informasi, nama CNJG muncul setelah peristiwa penembakan mantan capo Kartel Sinaloa, Ignacio Coronel hingga tewas yang dilakukan oleh pasukan keamanan Meksiko pada 2010 silam.

Lobos dan juga aliansinya kemudian menyediakan keamanan dan senjata ke Jalisco. Sementara itu, Choneros melakukan aksi yang sama ke kartel Meksiko lain, Sinaloa.

BACA JUGA  4 Pasangan Mesum Terjaring Razia Gabungan Satpol PP Kota Palembang

Diketahui pemimpin Lobo merupakan Wilmer Chavarria alias Pipo. Ia mengoperasikan organisasi dari penjara Turi, Cuence. Namun, pada tahun 2021, ia diduga tewas dalam kerusuhan yang terjadi di penjara.

Estafet kepemimpinan kemudian beralih ke Kalender Quesada alias Ariel.

Chone Killers

Chone Killers adalah kelompok kriminal yang memasok senjata ke Choneros. Berdasarkan laporan GK, Chone Killers selama bertahun-tahun bekerja sama bersama dengan Lobos dan Tiguerones, di mana ketiganya bekerja di bawah Choneros.

BACA JUGA  Ketua DPW Partai NasDem Sumbar Resmikan Kantor DPC Nanggalo

Chone Killers terlibat dalam jual beli narkoba. Namun, mereka juga dikenal melakukan berbagai kejahatan lain seperti pembunuh bayaran, penyerangan dan perampokan.

Operasi kelompok tersebut berlangsung di Provinsi Guaya. Beberapa kota juga berhasil mereka kuasai, di antaranya Daule, Duran dan Guayaquil.

BACA JUGA  Ketua DPW Partai NasDem Sumbar Resmikan Kantor DPC Nanggalo

Tiguerones

Tiguerones juga menjadi geng kecil yang sebelumnya menginduk ke Los Choneros. Saat ini, kelompok tersebut juga bergabung dengan CJNG.

Bos gembong Tiguerones bernama William Jofre Alcivar Bautista, atau yang dikenal dengan nama Negro Willi. Ia adalah mantan penjaga penjara.

BACA JUGA  Gunakan 3D Scanner, Korlantas Polri Olah TKP Kecelakaan Beruntun di Tol Pejagan

Sumber: Suara.com

Iklan

Latest News

LSM Penjara Indonesia PAC Maleber Galakkan Gotong Royong Demi Kebersihan dan Solidaritas Lingkungan di Desa Padamulya

Radar Berita Indonesia | Kegiatan gotong royong yang dilaksanakan oleh LSM Penjara Indonesia PAC Maleber, di bawah kepemimpinan Ketua...

Artikel Lain Yang Anda Suka