Jatim, Radar BI | Bencana hidrometeorologi dan mengakibatkan tiga jenis dampak bencana, banjir, tanah longsor dan jembatan putus di Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur, pada hari Rabu (15/2/2023).
Bencana alam seperti banjir dan tanah longsor tersebut dipicu cuaca ekstrem, hujan berkepanjangan yang berlangsung semalaman. Tercatat sedikitnya 500 unit rumah warga mengalami kerusakan dan genangan air bah, yang disebabkan tanah longsor dan banjir.
Sebanyak 20 jiwa dilaporkan mengungsi, lantaran tempat tinggalnya tergenang banjir dan rusak tertimpa material longsor. Operator Pusdalops BPBD Kabupaten Ponorogo mengatakan, tidak terpantau adanya korban jiwa terkait dampak banjir itu.
“Ada sekitar 500 an rumah warga yang berdampak banjir. Sebanyak 20 an jiwa mengungsi, sebagian sudah pulang. Namun tidak ada korban jiwa atau luka,” ujarnya.
Sejumlah personel tim penanganan kebencanaan yang terlibat kegiatan di lapangan menyebutkan, banjir menggenangi Desa Gandukepuh dan Paju yang berada di Kecamatan Sukorejo. Air bah menjarah perumahan warga akibat meluapnya air Sungai Sekayu di lokasi itu.
“Posisi air variatif, ada yang setinggi lutut. Itu ada di Desa Gandukepuh dan Paju di Kecamatan Sukorejo,” sebut salah seorang personel SAR, Baron, yang dihubungi jurnalis.
Sementara bencana tanah longsor terjadi di dataran tinggi Desa Wagir, Kecamatan Ngebel. Bongkahan tebing setinggi 10 meter dengan lebar 25 meter, runtuh dan menimpa beberapa rumah warga di bawahnya.
“Korban jiwa tidak ada, Mas. Cuma ada seorang nenek penghuni rumah yang terluka di kakinya. Kena batu bata efek bangunan rumahnya yang tertimpa longsor,” tutur Patkay, personel SAR setempat.
Sedangkan bencana alam jembatan putus terjadi di Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon. Yang terputus akibat kuatnya deraan air sungai itu, merupakan jembatan penghubung antara desa setempat.
“Jembatan itu putus total tanpa bekas. Karena intensitas hujan tinggi yang terjadi semalam. Tidak ada korban jiwa,” jelas Indadi, Sekretaris Desa Sidoharjo, kepada jurnalis yang menghubunginya.
Hingga saat ini semua pihak yang terlibat dalam penanggulangan bencana setempat dalam posisi siaga. Mengingat, masih adanya potensi cuaca ekstrem di wilayah setempat.
Otoritas keamanan setempat menghimbau, setiap warga dimintai senantiasa meningkatkan kewaspadaannya. Lantaran bencana alam bisa terjadi setiap saat. (fin)
Sumber: Bambang.