Rabu, Januari 15, 2025
No menu items!

Harga Beras Sentuh Rp 16.000 Per Kilogram

Must Read
Jakarta, Radar BI | Harga beras nasional di seluruh wilayah Indonesia belakangan mengalami peningkatan. Dikutip dari situs Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras premium per Selasa (20/2/2024) rata-rata mencapai Rp 16.160 per kg, sedangkan beras medium Rp 14.120 per kg.

Aceh menjadi provinsi di Indonesia dengan harga beras terendah, yakni Rp 14.610 per kg. Sementara beras termahal dijual di Papua Pegunungan seharga Rp 23.800 per kg.

BACA JUGA  Pemerintah Luncurkan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai

Padahal harga eceran tertinggi (HET) beras medium ditetapkan sebesar Rp 11.800 per kg dan Rp 14.800 untuk beras premium.

Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa mengatakan, ada sejumlah upaya yang akan dilakukan untuk mengatasi kenaikan harga beras dalam negeri. Menurutnya penyaluran bantuan pangan perlu dilakukan untuk meredam kenaikan harga beras saat ini.

“Bantuan pangan yang sangat efektif meredam kenaikan harga (beras), meski belum menurunkan harga,” ujarnya dikutip dari Kompas, Rabu (21/2/2024).

BACA JUGA  Kombes. Pol. Satake Bayu Resmi Membuka Pelatihan Fotografi dan Videografi Bagi Pegiat Informasi

Selain itu, Ketut menjelaskan, penghentian bantuan pangan pada awal Februari 2024 berdampak pada kenaikan harga beras di beberapa wilayah. Oleh karena itu, lanjutnya, harga beras dapat lebih stabil sepanjang ada bantuan pangan yang diberikan ke masyarakat.

Stabilisasi pasokan beras Selain penyaluran bantuan pangan, Bapanas juga tengah memasifkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk menjaga harga dan pasokan beras.

“Tengah dimasifkannya distribusi beras medium oleh Perum Bulog bulan Februari ini ke pasar-pasar tradisional,” lanjut dia.

BACA JUGA  Wartawan Diusir dan Dilarang Meliput Saat Pelantikan Wawako Padang

Tak hanya ke pasar tradisional, pihaknya bersama Perum Bulog juga sedang menyalurkan distribusi beras ke ritel-ritel modern. Langkah ini dilakukan untuk memastikan beras-beras dengan HET tersedia di pasar modern maupun pasar tradisional.

Pengawasan dan Gerakan Pangan Murah Ketut menuturkan, Bapanas melalui pemerintah kota/kabupaten juga akan mengadakan Gerakan Pangan Murah di sejumlah daerah.

“Ini relatif sangat mengerem kenaikan harga. Di samping itu, dengan adanya Gerakan Pangan Murah, konsumen juga dapat memeroleh harga barang yang wajar,” ungkapnya.

BACA JUGA  Wakapolda Kaltim: Masyarakat Harus Percaya Program Vaksinasi

Pihak Bapanas melalui Satuan Tugas (Satgas) Pangan juga melakukan pengawasan untuk memastikan pelaksanaan program-program tersebut berjalan dengan baik.

Namun, program yang dilakukan baru sebatas meredam kenaikan, bukan menurunkan harga beras.

Penyebab harga beras belum turun

Kondisi ini terjasi lantaran harga gabah kering panen (GKP) masih tinggi, yakni sekitar Rp 7.000 per kg dan harga gabah kering giling (GKG) mencapai Rp 8.500 per kg.

BACA JUGA  Polres Kutim Musnahkan 80 Paket Sabu, Kapolres: Jauhi Narkoba, Sayangi Diri dan Keluarga

Menurutnya, tingginya harga gabah disebabkan oleh jumlah produksi dari petani masih sedikit. Selain itu, ongkos sewa lahan sawah dan biaya tenaga kerja juga meningkat. Kondisi tersebut diperparah dengan harga bibit dan pupuk yang mengalami kenaikan.

“Petani kita, di Grobogan kemarin, kena hujan dan banjir. Ini kan produksi mereka terganggu. Dengan kondisi seperti itu, berdampak pada harga di tingkat petani,” lanjutnya.

Target turun awal Maret

BACA JUGA  Penutupan Latsitardanus XLI/2021, Edy Rahmayadi: Rahasia Jadi Jenderal Terus Dekatkan Diri Kepada Tuhan Yang Maha Esa

Untuk itu, Bapanas memasang target harga beras dapat turun sekitar dua minggu lagi atau tepatnya pada awal Maret 2024. Mudah-mudahan di bulan Maret ada produksi beras surplus. Kita berharap berangsur-angsur turun harga GKP nya, sehingga otomatis harga beras turun, ungkapnya.

Dia menjelaskan, penurunan harga ini dapat dicapai karena produksi beras pada Maret akan bertambah, serta adanya penyaluran beras dari Perum Bulog disalurkan ke pasar modern dan tradisional.

Namun, Ketut mengimbau, pemerintah dan pelaku usaha perlu mengendalikan stok beras agar harganya tidak turun drastis bulan depan.

Hal ini perlu dilakukan agar petani tetap mau menanam padi. Dia juga memastikan, pasokan beras di wilayah Indonesia akan mencukupi kebutuhan masyarakat jelang lebaran, usai lebaran, dan akhir tahun.

BACA JUGA  IOF Pengcab Padang Serie II, Jadi Idaman Para Offroader

Sumber: Kompas.

Iklan

Latest News

Kolaborasi Strategis Aisyiyah dan Polri: Upaya Mewujudkan Keadilan bagi Perempuan dan Anak

Jakarta, Radar Berita Indonesia | Pimpinan Pusat Aisyiyah menggelar silaturahmi penting dengan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit...

Artikel Lain Yang Anda Suka