Radar BI | Sebagian orang percaya bahwa ada banyak bahaya tinggal di daerah sutet. Saluran pemancar listrik tegangan tinggi ini dianggap dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk kanker. Apakah benar demikian?
Saluran udara tegangan ekstra tinggi atau sutet adalah sebuah media pendistribusian listrik yang digunakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN), berupa kabel dengan tegangan listrik mencapai 500kV.
Sutet memiliki peran penting dalam menyalurkan listrik dari pusat pembangkit listrik ke daerah yang jauh atau hingga ke pelosok. Walau memiliki fungsi penting, sutet dianggap tidak aman karena disebut bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan.
Dugaan Bahaya Tinggal di Daerah SUTET
Selain dapat menyalurkan listrik dengan tegangan tinggi, sutet juga memancarkan radiasi elektromagnetik. Nah, radiasi inilah yang diduga dapat mengakibatkan penyakit, seperti:
1. Kanker pada anak-anak
Paparan radiasi sutet dalam jangka panjang diklaim dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker darah (leukemia) pada anak-anak. Bahaya yang sama juga berisiko terjadi pada janin atau ibu hamil yang tinggal di daerah sutet. Selain itu, paparan radiasi sutet diduga dapat meningkatkan risiko bayi terlahir cacat, lho.
2. Kanker payudara
Ada penelitian yang mengatakan bahwa pajanan medan elektromagnetik dari sutet dapat memengaruhi metabolisme hormon di dalam tubuh. Pada wanita, efek ini bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.
Meski demikian, hal ini belum sepenuhnya terbukti karena meningkatnya risiko seorang wanita untuk terkena kanker payudara bisa disebabkan oleh banyak hal lainnya, mulai dari faktor genetik, kelainan hormon, obesitas, hingga kebiasaan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol.
3. Gangguan tidur
Radiasi sutet disebut dapat mengganggu produksi dan kinerja hormon melatonin. Hormon ini merupakan salah satu jenis hormon yang berperan penting dalam mengatur waktu tidur. Ketika tubuh kekurangan hormon ini, gangguan tidur pun bisa terjadi.
Gangguan tidur bukanlah hal yang boleh diabaikan, karena gangguan ini bisa menyebabkan anda lemas, sulit berkonsentrasi, dan mudah terkena penyakit.
4. Sakit kepala hingga telinga berdenging
Sutet menghasilkan radiasi gelombang elektromagnetik. Beberapa laporan menyebutkan bahwa sebagian orang yang tinggal di daerah sutet dapat mengalami reaksi terhadap gelombang elektromagnetik. Reaksi tersebut bisa berupa sakit kepala, pusing, mual, cemas, dada berdebar, dan telinga berdenging.
Namun, hingga saat ini belum bisa dipastikan apakah munculnya gejala tersebut memang diakibatkan oleh sutet atau adanya kemungkinan penyebab lain.
Nah, itulah beberapa risiko bahaya tinggal di dekat sutet yang perlu diperhatikan. Meski demikian, klaim bahaya sutet tersebut masih perlu dikaji lebih lanjut. Lagi pula, radiasi dari sutet sangatlah berbeda dari radiasi pengion, seperti radiasi nuklir atau radiasi Rontgen. Jadi, anda tidak perlu terlalu khawatir.
Menangkal Efek Bahaya SUTET
Risiko terjadinya kanker tak hanya bisa meningkat karena paparan radiasi sutet atau radiasi nuklir, tapi juga berbagai faktor lain, seperti faktor genetik, gaya hidup tidak sehat, usia, kebiasaan merokok, hingga stres berkepanjangan.
Hal tersebut tidak boleh disepelekan. Untuk mengurangi dampak radiasi yang dihasilkan oleh sutet, ada beberapa cara yang bisa anda lakukan, yaitu:
> Tidak keluar rumah, khususnya jam 17.00 hingga 22.00, karena pada saat itulah arus listrik dari sutet biasanya sedang mencapai titik puncak.
> Jaga jarak dengan lokasi sutet atau tidak memasuki daerah sekitar sutet yang telah dipagari.
> Sebisa mungkin pilih lokasi rumah yang letaknya paling jauh dari sutet.
> Lewati jalan atau jalur yang menjauhi sutet ketika sedang bepergian.
Selain cara-cara di atas, guna melindungi diri dari kanker dan penyakit lainnya, anda dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, tidak merokok, mengelola stres dengan baik, dan beristirahat yang cukup.
Jika saat ini anda tinggal di dekat sutet dan memiliki keluhan tertentu atau khawatir akan bahaya sutet terhadap kesehatan anda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Sumber: dr. Kevin Adrian.