Senin, November 18, 2024
No menu items!

Densus 88 Polri Operasi Senyap Penangkapan 3 Terduga Teroris di Jatim

Must Read
Jatim, Radar BI | Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri melakukan operasi senyap di Provinsi Jawa Timur, sejak hari Jumat (2/6/2023) hingga pada hari Minggu (4/6/2023).

Dalam operasi senyap tersebut 3 orang terduga teroris yang berhasil ditangkap oleh Densus 88 Polri di wilayah 3 kabupaten/kota berbeda. Dimulai dari Surabaya, Banyuwangi dan Tulungagung, Provinsi Jawa Timur.

Densus 88 Antiteror Polri beroperasi senyap di Kota Pahlawan. Seorang pria warga Jalan Kalimas Madya, Nyamplungan, Pabean Cantian diam-diam diringkus. Tidak banyak warga yang tahu ketika pria berinisial BUB (berusia 52 tahun) itu ditangkap.

BACA JUGA  Tutup Padat Karya 2021 Kuranji, Walikota Padang Hendri Septa Resmikan Jalan Kaum Suku Jambak

Ketua RT setempat pun tidak tahu. “Saya dikasih tahu (petugas) kemarin. Setengah delapan pagi (ditangkap),” ungkap Ketua RT setempat Muhammad Abri dikutip dari detikJatim, Minggu (4/6/2023).

Ia mengaku tidak tahu di mana lokasi pasti BUB ditangkap oleh Densus 88. Dia meyakini BUB ditangkap di sekitar rumahnya karena melihat aktivitas BUB yang jarang keluar rumah.

Meski demikian, Abri mengaku tidak terkejut ketika mendengar BUB ditangkap. Sebab, sebelumnya Densus 88 pernah menangkap BUB saat sedang perjalanan pulang usai Shalat Jum’at pada 2006.

BACA JUGA  Hendri Septa Buka Lomba Regu Pramuka Penggalang III Kwartir

“Ndak (kaget), karena sudah pernah dia sekitar tahun 2006, ditangkap setelah Salat Jumat di jalan,” tandas Abri.

Densus juga telah melakukan penggeledahan rumah BUB (berusia 52 tahun). Dalam penggeledahan itu, Abri dilibatkan. Ketua RT di lingkungan tempat tinggal BUB itu menyebutkan bahwa Densus membawa sejumlah barang seperti buku jihad dan anak panah.

Keesokan harinya, Sabtu (3/6/2023), operasi senyap kembali dilakukan Densus 88 Antiteror. Kali itu Densus menggelar operasi di Banyuwangi, tepatnya di Dusun Susukan Kidul, Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi.

Sama seperti di Surabaya, tidak banyak warga yang tahu soal penangkapan warga dusun setempat bernama SN. Kepala Desa Gladag, A Haidir Sidqi mengaku baru tahu ada warga yang ditangkap setelah aparat datang ke rumahnya.

BACA JUGA  Buka Pintu Penjara, Polisi Tak Tega Lihat Anak Peluk Ayahnya Terhalang Jeruji

“Informasinya begitu. Tapi yang jelas, kami selaku kepala desa tahu kejadian itu setelah selesai kejadian. Yang menangkap Insyaallah dari Densus 88,” katanya kepada wartawan.

Haidir mengatakan bahwa SN merupakan warga asli desa setempat. Selama ini warga dusun mengenalnya sebagai dosen sekaligus pengacara yang jarang ada di rumah dan jarang bertemu dengan warga sekitar.

“Bapaknya (SN) ini dosen dan pengacara. Jarang di rumah. Tiga hari sekali, kadang dua hari sekali baru di rumah,” kata Hairiyah.

BACA JUGA  Pimpinan Umum Radar Bhayangkara Indonesia Silaturahmi dengan Kabidhumas Polda Sumbar

Penggeledahan rumah SN juga dilakukan pada Minggu pagi. Haidir yang turut dilibatkan dalam penggeledahan itu menyebutkan bahwa Tim Densus 88 menyita sejumlah dokumen dan buku-buku. Selain itu, petugas disebut juga membawa pakaian dan obat-obatan milik SN.

Setelah dari Banyuwangi, Densus 88 Antiteror mengamankan seorang warga Desa Boro, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung bernama ES. Pria yang sehari-hari diketahui membuka bengkel jasa pengisian daya aki mobil itu ditangkap pada Minggu siang.

Penangkapan ES pada Minggu siang kemarin mengejutkan warga. Pria itu ditangkap di depan kuburan saat hendak berangkat ke Masjid untuk mengumandangkan azan Zuhur.

BACA JUGA  Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di 2 Kota

“Tadi itu sekitar pukul 11.30 WIB, informasinya ditangkap di depan kuburan. Dia mau berangkat ke masjid, karena jam segitu biasanya azan di masjid sebelah,” Ketua RT 2/RW 4 Dusun Baron, Desa Boro, Bambang.

Bambang mengatakan warga tidak percaya bila ES merupakan seorang teroris. Selama ini warga setempat mengenal pria itu sebagai sosok yang ramah dan suka bergaul. Pria itu bahkan dinilai aktif dalam kegiatan di masjid.

Bambang mengatakan bahwa warga setempat mengetahui bahwa ES sempat menjadi pekerja migran di Korea Selatan. Pria itu akhirnya pulang ke Boro karena sempat mengalami sakit.

BACA JUGA  Aktor Sekaligus Musisi AP Ditangkap Polisi Terkait Kasus Narkoba

Mereka tidak tahu bahwa ES diduga terlibat jaringan Al Qaeda di Yaman. Hal itu sebagaimana disampaikan Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.

Ahmad menjelaskan bahwa ES ditangkap atas dugaan keterlibatan dengan jaringan Al Qaeda. Pria itu disebut pernah berangkat ke Yaman bersama 4 orang rekannya pada 14 Desember 2014.

“Tersangka ES Alias L berangkat ke Yaman pada 14 Desember 2014 bersama 4 rekan lainnya, yakni HS, AAK, MT, dan MAA, yang difasilitasi oleh ABU (menurut keterangan MT). Terkait hal itu saat ini masih terus dilakukan pengembangan,” ujar Ahmad.

Iklan

Latest News

LSM Penjara Indonesia PAC Maleber Galakkan Gotong Royong Demi Kebersihan dan Solidaritas Lingkungan di Desa Padamulya

Radar Berita Indonesia | Kegiatan gotong royong yang dilaksanakan oleh LSM Penjara Indonesia PAC Maleber, di bawah kepemimpinan Ketua...

Artikel Lain Yang Anda Suka