Sabtu, Oktober 5, 2024
No menu items!

Ganjar Ajak Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia Rawat Kerukunan Indonesia

Must Read
Semarang, Radar BI | Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) terus berkontribusi dalam merawat Indonesia. Sebab, kontribusi etnis Tionghoa tak bisa dilepaskan dari sejarah bangsa Indonesia.

Hal itu disampaikan Ganjar usai menghadiri pelantikan Ketua PSMTI Jawa Tengah, Bambang Wuragil, di Hotel Padma, Semarang, Selasa (8/8/2023) malam. Dalam acara itu, hadir juga Ketua Dewan Kehormatan PSMTI Pusat Hary Tanoesoedibjo dan Ketua Umum PSMTI Wilianto Tanta.

Dalam sambutannya, Ganjar menyebutkan dua tokoh Tionghoa yang memiliki peran kuat dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia. Yakni Laksamana Muda TNI John Lie atau juga dikenal sebagai Jahja Daniel Dharma dan Yap Tjwan Bing yang menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

BACA JUGA  Bareskrim Polri Menangkap Jaringan Pengedar Dolar Amerika Serikat Palsu di Purwakarta

“Sejak Indonesia lahir mereka sudah banyak berperan juga. Hanya mungkin tidak terlalu populer saja. Makanya tadi saya ingatkan dan kaget dengan nama-namanya,” ucapnya.

Ganjar juga senang dengan semangat merawat Indonesia yang digelorakan oleh PSMTI selama berorganisasi. Di mana aksi-aksinya kuat di bidang sosial, budaya dan pendidikan.

“Saya senang dari pemimpinnya menyampaikan bagaimana kita merawat Indonesia. Itu menurut saya sesuatu yang penting sehingga nilai-nilai inilah yang mesti kita kawal terus menerus,” katanya.

BACA JUGA  Gadis Open BO Dianiaya Tamu

Lebih lanjut, Ganjar juga mengatakan kerukunan yang selama ini terjaga harus terus dirawat tanpa membeda-bedakan. Untuk merawatnya, Indonesia sudah memiliki landasan kuat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila.

“Merawat Indonesia, menurut saya itu sesuatu yang penting sehingga nilai-nilai inilah yang mesti kita kawal terus-menerus agar sesama anak bangsa rukun tanpa membeda-bedakan sukunya, agamanya, rasnya,” kata Ganjar usai acara.

Gubernur dua periode itu juga memberikan contoh bagaimana perbedaan suku, ras, dan agama itu tidak menghalangi kehidupan bernegara dan berkemanusiaan. Ia bercerita bagaimana di Lasem, Jawa Tengah, pernah menjadi kota pelabuhan besar dan pernah ada perdagangan saham di sana.

BACA JUGA  Pujian Guru Besar Al Azhar Terhadap Muhammadiyah

Menurut Ganjar, satu hal yang menarik di Lasem adalah bagaimana kehidupan antar warga yang berbeda etnis. Bahkan hal itu masih bertahan sampai saat ini. Bagaimana ketika ada acara, ada yang berpartisipasi menyumbang makanan dan minuman, bahkan menyumbang barongsai.

“Itu juga muncul di batiknya. Jawanya ada, arabnya ada, khas Tiongkoknya ada. Dinamis dan menarik. Negara harus bisa merawat itu. Begitu ada orang yang menggangu kita harus bersuara,” ungkapnya.

Seperti diketahui, PSMTI merupakan organisasi etnis Tionghoa terbesar di Indonesia. Berusia 25 tahun, PSMTI tersebar di 32 provinsi dan 300 kabupaten kota dengan jumlah pengurus lebih dari 600 ribu orang.

Iklan

Latest News

Program Pendidikan Muatan Lokal, Hendri Septa: Membangun Karakter Anak Minangkabau

Padang, Radar Berita Indonesia | H. Hendri Septa, B.Bus., MIB. Datuak Alam Batuah Calon Walikota Petahana Kota Padang menyatakan...

Artikel Lain Yang Anda Suka