Semarang, Radar BI | Memasuki hari ke Lima Ops Zebra Candi 2023 Kondisi cuaca masih terasa panas. Cuaca merupakan salah satu faktor penentu keselamatan berlalu lintas disamping faktor-faktor lain seperti kondisi jalan, faktor perorangan dan faktor kendaraan.
Situasi kemarau atau panas ekstrim yang saat ini terjadi di Indonesia, berpotensi mengakibatkan kecelakaan lalu lintas maupun kondisi buruk lain di jalan raya, bila tidak disikapi secara bijak oleh para pengguna jalan.
Kabidhumas Polda Jateng Kombes Pol Satake Bayu Setianto memberikan himbauan agar para pengguna jalan berhati-hati saat di jalan raya pada situasi kemarau atau panas ektrim saat ini.
“Ada dampak seperti peningkatan polusi udara, resiko pecah ban dan gangguan kesehatan seperti dehidrasi,” kata Kabidhumas Polda Jateng di kantornya, Jumat (8/9/2023).
Dirinya mengungkap sejumlah alasan mengapa beberapa hal tersebut patut diwaspadai.
1. Peningkatan polusi udara
Kabidhumas menyebut, cuaca panas mengakibatkan peningkatan jumlah debu dan uap panas dari jalan raya. Hal ini membawa dampak bagi pernapasan dan gangguan penglihatan bagi para pengendara.
“Untuk itu sebaiknya para pengguna kendaraan terutama roda dua menggunakan masker saat di jalan. Gunakan helm yang menggunakan pelindung kaca atau berkaca mata,” terangnya.
Selain itu, cuaca panas dapat menjadi salah satu faktor penyebab kebakaran ilalang di tepi jalan tol, sehingga para pelintas jalan berbayar tersebut perlu meningkatkan kewaspadaan.
Selain itu dirinya meminta para pengguna jalan tol untuk mematuhi aturan batas kecepatan yang diizinkan dan menjaga jarak aman antar kendaraan.
“Gunakan juga lampu sein saat menepi maupun ketika hendak menyalip kendaraan lain,” sebutnya.
2. Dehidrasi
Cuaca ekstrim berdampak pada meningkatnya resiko dehidrasi bagi para pengguna jalan. Akibatnya pengendara menjadi kurang fokus saat mengoperasikan kendaraannya di jalan raya.
“Dehidrasi rawan terjadi khususnya bagi pengguna kendaraan roda dua atau sepeda motor. Untuk itu dihimbau para pengendara untuk sering mengkonsumsi air agar terhindar dari dehidrasi,” himbaunya.
Selain itu, tambah Kabidhumas, cuaca panas juga dapat mempengaruhi emosi pengendara. Diharapkannya para pengendara tidak terburu-buru untuk segera tiba di tujuan sehingga mengabaikan faktor keselamatan di jalan raya.
“Senantiasa bersikap relax dan bijak mengatur waktu perjalanan di jalan raya. Jangan ragu untuk menepi bila kondisi badan sudah lelah,” tambahnya.
3. Resiko Pecah Ban
Khusus bagi pengemudi mobil, kabin yang ber-AC dapat menjadi penyelamat dalam kondisi panas ekstrim. Namun para pengemudi harus tetap waspada agar kondisi ban mobil tidak meledak karena panas.
Kondisi panas terik dapat meningkatkan tekanan udara pada ban sehingga beresiko menimbulkan kerusakan.
Selain itu kondisi jalan yang panas terik dan gesekan ban dengan aspal saat mobil dalam keadaan bergerak, membuat ban menjadi cepat panas.
“Dalam situasi tertentu ini amat beresiko untuk pecah ban. Saat kondisi jalan panas, gesekan yang ditimbulkan membuat ban lebih cepat panas dibanding biasanya,” ungkap Kabidhumas.
Menurutnya, penting bagi para pengendara untuk secara rutin memeriksa kondisi ban setelah berkendara beberapa jam di jalanan beraspal dan tak ragu menepi ke tempat teduh untuk menurunkan suhu ban.
Sebelum menggunakan mobil, Kabidhumas menghimbau para pengendara dihimbau untuk memeriksa tekanan ban. Bila memerlukan tambahan angin ada baiknya segera mengisi sesuai tekanan ban yang dianjurkan.
Para pemilik kendaraan juga dimintanya tak ragu mengganti ban bila bila ban lama sudah dalam kondisi aus dan tidak layak dipakai.
“Lebih dari itu, keselamatan di jalan juga bergantung pada etika pengemudi di jalan raya. Tumbuhkan toleransi pada sesama pengguna jalan baik pada pengguna kendaraan bermotor atau pesepeda biasa, bahkan pada para pejalan kaki,” tutupnya.