Presiden Jokowi Pertimbangan Untuk Beli Minyak Mentah Rusia

141
Presiden RI akan pertimbangan untuk membeli minyak mentah, (Photo: Agency/AFP) Jokowi dan Presiden Rusia, Vladimir Putin (kanan) berbincang disela upacara penandatanganan seusai pertemuan di Sochi, Rusia, Rabu (18/5). Kedua pemimpin negara itu melakukan pertemuan bilateral sebelum KTT ASEAN-Rusia.
Presiden RI akan pertimbangan untuk membeli minyak mentah, (Photo: Agency/AFP) Jokowi dan Presiden Rusia, Vladimir Putin (kanan) berbincang disela upacara penandatanganan seusai pertemuan di Sochi, Rusia, Rabu (18/5). Kedua pemimpin negara itu melakukan pertemuan bilateral sebelum KTT ASEAN-Rusia.
Jakarta, Radar BI | Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) akan mempertimbangkan untuk membeli minyak Rusia di tengah kenaikan tekanan kenaikan biaya energi.
Sebagai net importer minyak mentah, Indonesia menanggung beban subsidi sangat besar ketika harus membeli dengan harga mahal.

“Semua opsi selalu kami pantau. Jika ada negara (dan) mereka memberikan harga minyak mentah yang lebih baik, tentu saja,” ujarnya ketika ditanya apakah Indonesia akan membeli minyak dari Rusia, dalam wawancara dengan Financial Times, dikutip Selasa (13/9/2022).

Sebelumnya, pada Maret lalu, PT Pertamina (Persero) telah melontarkan wacana pembelian minyak mentah dari Rusia dengan harga kompetitif. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan rencana ini akan dilakukan setelah proyek Refinery Development Master Plant (RDMP) di kilang Balongan, selesai pada Mei 2022. Selesai di revamping Kilang Balongan, kami akan melakukan pengadaan dari Rusia, ucapnya dalam rapat kerja di Komisi VI DPR, Senin (28/3/2022).

BACA JUGA  Program Pemerintah Orang Papua Masuk Universitas UI, ITB, UGM, Undip, Unhas dan IPB Diterima Tanpa Tes

Dalam rencana pembelian minyak mentah dari Rusia, Pertamina juga berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Bank Indonesia (BI). Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada isu politis yang menjadi hambatan bisnis yang dilakukan.

Melihat perkembangan situasi global yang terjadi, Nicke menegaskan kerja sama tersebut bersifat business to business (b-to-b). Namun demikian, Pertamina perlu memastikan bahwa perusahaan minyak Rusia yang akan bekerja sama tidak sedang dalam status terkena sanksi perdagangan.

BACA JUGA  3 Tersangka Pembunuhan Khani Rumaf di Double O Dibawa ke Kejaksaan

“Untuk masalah isu politis tidak ada masalah, sepanjang perusahaan yang nanti deal tidak kena sanksi (dagang). Untuk pembayaran mungkin nanti melalui India,” ujar Nicke.

Sebagai informasi, minyak mentah Rusia dikabarkan menjadi yang paling murah di tengah melejitnya harga minyak pasar internasional. Bahkan, minyak mentah negeri Beruang Merah tersebut bisa didiskon hingga 30 persen.

Sementara itu, Kedutaan Besar Rusia baru-baru ini mengkonfirmasi bahwa Pertamina tengah dalam komunikasi erat dengan terkait rencana pembelian minyak mentah dari negaranya.

BACA JUGA  Temui Jokowi di Istana, Bawaslu Minta Dukungan Fasilitas Kesehatan dan Keamanan

“Pertamina sedang dalam kontak dengan pihak Rusia,” terang Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobyeva dalam Konfrensi Pers, Rabu (7/9/2022).

Lyudmila menyebutkan, negaranya juga siap untuk mengekspor energi ke negara-negara lain. Pasalnya, saat ini banyak negara yang menyatakan minat untuk membeli komoditas energi itu dari Moskow.

Namun, ia menegaskan bahwa hanya negara yang bernegosiasi dengan Moskow yang akan mendapatkan minyak Rusia dan bukan negara yang ikut memberlakukan price cap yang dirancang negara G7 untuk komoditas energi itu. Harga harus sesuai dengan kesepakatan negosiasi atau kontrak. Tentu itu (price cap G7) merupakan sebuah pelanggaran, tambahnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini