Rabu, Oktober 4, 2023
No menu items!

Penyebab Alopecia Areata dan Faktor Risikonya

Must Read
Radar BI | Alopecia areata adalah salah satu jenis penyakit autoimun yang menyerang folikel rambut. Kondisi ini bisa mengakibatkan terjadinya kerontokan rambut, bahkan kebotakan. Agar penanganan yang tepat dapat dilakukan, penting untuk mengetahui penyebab dan faktor risikonya.

Alopecia areata umumnya ditandai dengan kerontokan rambut dengan jumlah banyak dan terjadi dalam waktu singkat, sehingga kerap memicu kebotakan. Namun, kebotakan akibat alopecia tidak menimbulkan ruam kulit atau kemerahan, tetapi sensasi gatal dan terbakar.

Meski alopecia areata menyerang folikel rambut, kondisi ini terkadang juga disertai gejala di bagian tubuh lain, misalnya kuku berwarna merah dan tampak rapuh.

BACA JUGA  Polri Berhasil Tangani 18 Kasus Penipuan Investasi dan Asuransi

Alopecia areata kerap dialami oleh orang dewasa usia 30–60 tahun, baik wanita maupun pria. Namun, bukan berarti anak-anak dan remaja tidak dapat mengalaminya.

Penyebab Alopecia Areata

Penyebab utama seseorang mengalami alopecia areata adalah kelainan yang membuat sistem imun menyerang bagian tubuh yang memiliki folikel rambut atau tempat tumbuhnya rambut. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya rambut rontok dan kebotakan di beberapa bagian kepala.

Namun, kerontokan dan kebootakan tersebut tidak hanya terjadi pada rambut di kepala, tetapi juga pada rambut alis, rambut kemaluan, rambut lengan dan kaki, serta janggut.

BACA JUGA  Langgar PPKM Darurat, Puluhan Pelaku Usaha Diberikan Sanksi dan Denda Rp. 300 Ribu

Walau menyebabkan kerontokan, alopecia areata jarang mengakibatkan kerusakan pada folikel rambut penderitanya sehingga rambut yang rontok umumnya dapat tumbuh kembali.

Pada beberapa kasus, rambut akan tumbuh kembali dalam waktu 12 bulan. Namun, ada juga yang baru tumbuh kembali setelah bertahun-tahun.

Faktor Risiko Alopecia Areata

Seseorang berisiko mengalami alopecia areata jika ia memiliki orang tua atau anggota keluarga yang pernah menderita penyakit tersebut atau memiliki beberapa kondisi berikut ini:

BACA JUGA  Seorang Gadis Remaja di Serang Tega Buang Bayi Kedalam Tong Sampah

> Anemia pernisiosa
> Asma
> Penyakit tiroid
> Sindrom Down
> Vitiligo
> Lupus
> Rheumatoid arthritis
> Kolitis ulseratif

Untuk memastikan apakah Anda menderita alopecia areata atau tidak, dokter akan melakukan pemeriksaan di area tubuh yang mengalami kerontokan rambut, kondisi kuku, dan riwayat keluarga.

Jika dicurigai menderita alopecia areata, Anda juga akan disarankan menjalani pemeriksaan penunjang, seperti tes darah dan biopsi kulit kepala. Tes darah bertujuan untuk memastikan apakah kondisi kerontokan rambut disebabkan oleh penyakit autoimun, penyakit tiroid, atau gangguan hormon.

Sementara itu, biopsi kulit kepala dilakukan untuk mengetahui adanya sel sistem imun yang berada di folikel rambut kulit.

BACA JUGA  2,4 Juta Warga Jatim Terjaring Razia Operasi Prokes PPKM Mikro III

Meski alopecia areata tidak dapat disembuhkan, tetapi gejala dari kondisi ini bisa diredakan dengan obat-obatan, seperti:

Kortikosteroid, untuk mengatasi peradangan akibat penyakit autoimun Minoxidil dan anthralin, untuk merangsang pertumbuhan rambut di area kebotakan Methotrexate, untuk mengurangi aktivitas sel imun yang menyerang folikel dan mendukung pertumbuhan rambut. Namun obat ini biasanya baru diberikan bila obat-obatan lain tidak efektif untuk mengatasi alopecia.

Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala alopecia areata atau memiliki salah satu faktor risiko di atas, dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Dengan begitu, pemeriksaan dan penanganan dapat dilakukan sesuai dengan penyebabnya.

BACA JUGA  Operasi Kieraha 2021, Polda Malut dan Polres Jajaran Amankan Ratusan Barang Bukti

sumber: Alodokter.

Iklan

Latest News

Mahfud MD: Hasil Nguping, Muhaimin Iskandar Tidak Yakin Jadi Tersangka KPK

Jakarta, Radar BI | Menteri Kordinator Politik, Hukum dan Keamanan atau Menko Polhukam Prof. Dr. H. Mohammad Mahfud Mahmodin, S.H.,...

Artikel Lain Yang Anda Suka