Dibalik Pertemuan Tertutup Jokowi-Surya Paloh di Istana

215
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bersama Ketum NasDem Surya Paloh beberapa waktu lalu. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr).
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bersama Ketum NasDem Surya Paloh beberapa waktu lalu. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr).
Radar BI | Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bertemu dengan Presiden Republik Indonesia Ir. Hm Joko Widodo (Jokowi) di komplek Istana Negara, Jakarta, pada hari Kamis (26/1/2023) sore kemarin. Informasi tersebut dibenarkan oleh Ketua DPP Partai Nasdem Sugeng Suparwoto.

Sugeng Suparwoto menyampaikan saya dengar begitu (ketemu Kamis sore). Tapi isi pembicaraannya saya belum mendapatkan konfirmasi dari Bapak Ketua Umum Partai Nasdem.

Ia mengungkapkan pertemuan keduanya berlangsung lebih dari satu jam, ujarnya Ketua DPP Partai Nasdem, pada hari Jumat (27/1/2023).

Pihak istana pun membenarkan bahwa Presiden Jokowi bertemu dengan Surya Paloh di istana pada Kamis sore. Betul ada pertemuan tersebut kemarin sore, ujar Deputi Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin saat dikonfirmasi, Jumat.

Buktikan hubungan baik-baik saja Sugeng Suparwoto menuturkan, pertemuan antara Jokowi dengan Surya Paloh menjadi bukti nyata bahwa hubungan keduanya baik-baik saja.

BACA JUGA  Sat Binmas Polres Majalengka Kunjungi Gereja Terkait Penerapan Prokes dan Antisipasi Teror Menjelang Perayaan Nataru

“Pak Surya enggak ada masalah, kan secara politik jelas kan, bahkan saya bilang, saya mewakili sikap Nasdem bahwa kita berkoalisi sampai 2024,” papar dia.

Lebih lanjut, Sugeng pun meyakini bahwa komunikasi keduanya baik untuk bangsa. “Saya dengar kabar itu senang sekali, artinya itu intens, dan tidak sekedar bertemu secara formal,” imbuh dia.

Sementara itu, di hari yang sama, elite Partai Nasdem mengunjungi Sekretariat Bersama (Sekber) Partai Gerindra dan PKB. Mereka yang berkunjung antara lain Wakil Ketua Umum Ahmad Ali, Wakil Sekretaris Jenderal Dedi Ramanta, Ketua DPP Willy Aditya, Ketua DPP Fauzi Amro, serta Ketua DPP Jakfar Sidik.

Sebagaimana diketahui, hubungan Surya Paloh dengan Jokowi dikabarkan sempat renggang. Hal itu diduga karena keputusan Nasdem mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).

Dalam perkembangannya, sejumlah elite PDI-P juga mendorong agar menteri Nasdem di Kabinet Indonesia Maju untuk mengundurkan diri.

BACA JUGA  Polri Buru Kurir Pengantar Uang Suap ke Wasit Liga 2

Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat mendesak Jokowi mengevaluasi dua menteri dari Nasdem yakni Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Lingkungan Hidup, dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar.

Selanjutnya, pada bulan Desember 2022, terungkap ada pertemuan Paloh dengan Menko Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Panjaitan di Eropa.

Tak banyak informasi soal pertemuan itu. Elite Nasdem hanya mengatakan, pertemuan itu baik untuk masyarakat.

Saya ingin bilang (pertemuan itu) baik untuk bangsa, karena tokoh, baik yang dianggap berseberangan, baik yang sejalan, selalu bertemu, berdiskusi, paling tidak itu akan membuat masyarakat lebih lega.

“Daripada kita perang urat syaraf, saling menyindir, dan lain-lain,” pungkasnya Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali.

Setelah pulang dari Eropa, Paloh mengumpulkan para kadernya. Ia mengingatkan untuk terus mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

BACA JUGA  Kapolri Mengaku Rentetan Kasus Sambo hingga Kanjuruhan Menguras Fisik

Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengungkapkan hal itu disampaikan Surya saat mengumpulkan kadernya di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta pada tanggal (16/01/2023).

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengingatkan agar pertemuan tokoh politik dengan Presiden Jokowi tak disalahgunakan demi kepentingan politik sesaat.

“Pak Jokowi selalu membuka pintu istana, dialog untuk kepentingan bangsa dan negara,” kata Hasto ditemui di Kantor DPC PDI-P Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat.

“Tapi, ketika dialog itu ada yang menyalahgunakan hanya untuk kepentingan politik sesaat, hanya untuk kepentingan partainya, maka Jokowi punya kewenangan untuk mengambil suatu tindakan strategis seuai kewenangan presiden,” ujarnya lagi.

Hasto lantas menilai, pertemuan Surya Paloh dan Jokowi sekadar pertemuan antarpimpinan parpol dengan kepala negara.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini