Rabu, Oktober 4, 2023
No menu items!

Ganjar Bicara Peran Politik Perempuan Pada Kongres Perempuan Nasional

Must Read
Jateng, Radar BI | Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hadir dalam Kongres Perempuan Nasional yang digelar di Gedung Prof Sudharto, Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, pada Kamis (24/8/2023).

Ganjar juga mengatakan perempuan harus terlibat dalam setiap pengambilan keputusan penting, termasuk keterwakilan mereka dalam peran politik dan jabatan publik.

“Ada banyak hal dalam konteks demokrasi tentu peran politik perempuan. Apakah ia dalam jabatan publik eksekutif maupun legislatif. Saya kira itu yang paling penting,” kata Ganjar usai memberikan sambutan di hadapan peserta dari berbagai daerah itu.

BACA JUGA  SMP Nasional Padang, M Fikar: Uang Pendaftaran dan Pembangunan Gratis

Suara perempuan harus diperhitungkan dan menjadi representasi penggunaan hak suara saat mereka berada di masyarakat. Perempuan harus menjadi pejuang yang memperjuangkan haknya dalam setiap kebijakan.

“Agar kemudian dalam teori representasi pengambilan keputusan selalu ada wakilnya sehingga nanti akan ada pejuang yang didukung, ditaruh, diletakkan di dalam jabatan-jabatan publik sehingga seluruh keputusan-keputusan publik itu betul-betul akan berpihak kepada mereka,” jelasnya

Lebih lanjut, Ganjar mencontohkan beberapa kebijakan publik yang sangat dekat dengan perempuan. Di antaranya masalah AKI-AKB, KDRT, stunting, juga kepedulian perempuan terhadap isu lingkungan.

BACA JUGA  Perahu Berisi 20 Wisatawan Tenggelam di Waduk Kedung Ombo, 4 Orang Meninggal Dunia dan 5 Hilang

“Banyak perempuan yang peduli sekali dengan isu lingkungan, termasuk stunting. Hak-hak mereproduksi dan sebagainya. Saya kira, hari ini perlu rekomendasi – rekomendasi itu,” ungkap.

Ganjar juga mengutip bagaimana perjuangan seorang perempuan tempo dulu. Ia mengutip sebuah cerita tentang pejuang tangguh asal Aceh, Potjut Meurah Intan, yang makamnya berada di Blora, Jawa Tengah. Ia merupakan pejuang yang gigih melawan Belanda pada akhir abad 19 hingga awal abad 20.

Ditambahkan, Ganjar juga menuturkan potjut Meurah Intan, tertangkap pada November 1902. Saat ditangkap, Potjut Meurah Intan mengalami dua luka di kepala, dua luka di bahu, sementara satu urat kening dan otot tumitnya putus. Potjut ditemukan terbaring di tanah penuh dengan darah dan lumpur.

BACA JUGA  Nurmala Dewi: Tuntutan Tersadis Sepanjang Sejarah Kasus Korupsi Masjid Raya Sriwijaya di Sumsel

“Namun beliau tetap tidak menyerah dan terus melawan. Beliau kemudian diasingkan ke Blora dan meninggal di sana. Makamnya ada di Blora dan sekarang kami rawat,” ujar Ganjar.

Iklan

Latest News

Program Pelatihan Menjahit Erianto Mahmuda Jadi Harapan Baru Warga Kuranji

Sumbar, Radar BI | Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan diwakili oleh Kepala Bidang Industri Non Agro Wahendra W, ST,...

Artikel Lain Yang Anda Suka