Radar Berita Indonesia – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan sikap tegasnya terhadap praktik curang dalam distribusi dan tata niaga beras nasional.
Mentan mengaku tidak gentar meskipun mendapat tekanan dan intimidasi dari pihak-pihak yang disebut sebagai “orang-orang besar” di balik mafia pangan.
“Ini perintah Bapak Presiden untuk selesaikan yang korupsi dan mafia diberesin. Saya bilang, siap Bapak Presiden, akhirnya kami tindak lanjuti,” ujar Mentan Andi Amran Sulaiman dalam keterangan resminya di Jakarta, pada Jumat (4/7/2025).
Amran menyebut upaya ini sebagai bentuk keberpihakannya kepada petani, rakyat kecil, dan ketahanan pangan nasional. Ia menegaskan bahwa meski diserang dan ditekan, dirinya tidak akan mundur sedikit pun.
“Kami tidak peduli, yang penting kami membela rakyat Indonesia, membela petani Indonesia, membela yang ada di level bawah. Kami siap segala risiko, kami siap tanggung,” ujarnya dengan lantang.
Pernyataan senada juga disampaikan Amran dalam puncak peringatan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-53 di Jakarta pada Senin (30/6) lalu.
Ia kembali menekankan bahwa keberaniannya membongkar praktik kotor mafia beras tidak lepas dari amanat konstitusi dan dedikasi terhadap Merah Putih.
“Tidak boleh kita biarkan. Aku tahu ini risikonya besar. Kami mulai diserang. Tidak masalah. Jiwa ragaku untuk Merah Putih. Kami siap untuk Merah Putih,” tegasnya.
Amran bahkan mengenang masa kecilnya ketika harga beras melambung tinggi sehingga keluarganya harus mencampur beras dengan pisang untuk bisa makan.
“Kami pernah makan beras dicampur dengan pisang karena beras mahal pada saat itu. Kami pernah merasakan, dan kami tidak ingin hal itu terulang bagi saudara-saudara kita di seluruh Indonesia,” kisahnya.
Ia menambahkan bahwa Presiden Prabowo telah memberikan instruksi langsung untuk membenahi regulasi, memberantas mafia dan korupsi di sektor pangan, serta memberikan kemudahan kepada petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan nasional.
Tak hanya itu, Amran juga mengungkapkan mimpi besar menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
Untuk itu, ia akan mendorong hilirisasi sektor hortikultura dan perkebunan demi pertanian nasional yang mandiri dan berdaulat.
Investigasi Terbongkar: Mayoritas Merek Beras Langgar Aturan
Sikap tegas Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam membongkar praktik kecurangan beras bukan tanpa dasar. Investigasi gabungan yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Satgas Pangan, Kepolisian, dan Kejaksaan menemukan indikasi kuat adanya pelanggaran masif dalam peredaran beras komersial di Indonesia.
Investigasi ini dilakukan setelah muncul anomali di pasar, yakni harga beras yang tetap tinggi meskipun produksi padi secara nasional mengalami lonjakan tertinggi dalam 57 tahun terakhir.
Data menunjukkan bahwa stok beras nasional saat ini mencapai 4,2 juta ton angka yang seharusnya mampu menekan harga di tingkat konsumen.
Namun realita di lapangan menunjukkan sebaliknya. Hasil investigasi terhadap 136 sampel beras premium menunjukkan 85,56 persen di antaranya tidak sesuai ketentuan mutu, 59,78 persen melanggar Harga Eceran Tertinggi (HET), dan 21,66 persen tidak sesuai berat kemasan.
Temuan lebih mencengangkan datang dari kategori beras medium. Dari 76 merek yang diuji, sebanyak 88,24 persen tidak memenuhi standar mutu beras, 95,12 persen melanggar HET, dan 9,38 persen tidak sesuai berat kemasan. Total pelanggaran ditemukan pada 212 merek beras yang beredar luas di pasar.
Pelanggaran ini disinyalir menjadi salah satu penyebab utama mengapa masyarakat tetap membeli beras dengan harga tinggi meski pasokan melimpah.
Praktik curang dalam pengemasan, penentuan harga, dan pencampuran kualitas dinilai menguntungkan segelintir pihak namun sangat merugikan petani dan konsumen.
Refer customers, collect commissions—join our affiliate program! https://shorturl.fm/NXXSS