Kamis, Maret 28, 2024
No menu items!

Korban Tewas Akibat Terinjak dan Kekurangan Oksigen

Must Read
Malang, Radar BI | Sebanyak 21 korban tewas meninggal akibat tragedi di Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam, dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan.

Direktur RSUD Kanjuruhan dr Bobi Prabowo mengungkapkan dugaan penyebab kematian para korban tersebut. Berdasarkan pengamatan, kebanyakan korban meninggal karena mengalami trauma akibat terinjak-injak dan sesak napas akibat kekurangan oksigen.

“Korban mengalami gangguan pernapasan akibat asap dan kekurangan oksigen, juga terinjak-injak, itu menjadi satu. Itu semua kompilasi yang memperberat kondisi,” ujar Bobi, pada hari Minggu (2/10/2022).

Namun ia menekankan perlu dilakukan kajian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban. Perlu kajian-kajian lagi yang mendalam untuk mengetahui penyebab utama kematian para korban. Untuk kajian, nanti akan ada tim sendiri. Jadi kami hanya memberikan data-data, imbuhnya.

BACA JUGA  Sejumlah Mahasiswa KKN Diusir Warga Bungus Teluk Kabung Buat Konten Keluhkan Fasilitas Minim

Sementara untuk korban yang kulitnya terlihat menghitam, Bobi menjelaskan ada korban yang datang dalam keadaan iritasi karena gas air mata. Selain itu, proses kematian juga bisa mempengaruhi, imbuhnya.

Bobi juga mengungkap total korban luka yang dirawat di RSUD Kanjuruhan berjumlah 93 orang. Sebagian besar di antaranya sudah pulang karena kondisinya sudah baik.

Pada Minggu (2/10/2022) siang, masih terdapat 12 pasien yang menjalani perawatan di RSUD Kanjuruhan. Empat di antaranya mengalami cedera kepada berat. Saat ini yang tengah dirawat mengalami luka sedang dan berat. Untuk pasien luka ringan, sudah pulang semua, kata Bobi.

BACA JUGA  Kaum Milenial Menilai Pendekatan Humanis dan Restorative Justice, Polri Makin Dicintai Masyarakat
Direktur RSUD Kanjuruhan, dr Bobi Prabowo. (Foto: Aisyah Nawangsari)
Direktur RSUD Kanjuruhan, dr Bobi Prabowo. (Foto: Aisyah Nawangsari)

“RSUD Kanjuruhan ungkap dugaan penyebab kematian korban kericuhan dan RSSA Malang juga jelaskan penyebab kematian korban insiden tersebut”.

Sementara itu, di RSUD dr Saiful Anwar (RSSA) Malang, sebanyak 17 jenazah korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang sedang diidentifikasi.

Plt Direktur RSSA Malang, dr Kohar Hari Santoso mengatakan bahwa 17 jenazah itu mayoritas meninggal akibat adanya trauma di kepala korban. Dia mengatakan, trauma itu diakibatkan dari kondisi kepanikan saat mereka berdesak desakan dalam stadion. Rata rata penyebab kematiannya karena memang berdesak-desakan, sehingga ada trauma di kepala, ujarnya, Minggu (2/10/2022).

Dia juga membeberkan bahwa jenazah-jenazah tersebut mengalami luka-luka di sejumlah bagian tubuh, mulai dada hingga kepala. Diduga, luka-luka itu akibat terinjak-injak maupun terjatuh. Jadi ada yang terinjak juga. Saat desak desakan itu ada yang terinjak dadanya. Kalau luka kepada karena terjatuh dan lain lain, ungkapnya.

BACA JUGA  Pimpinan Apel Pagi, Kasubsi Penmas Sie Humas Polres Majalengka Imbau Personil Tingkatkan Kinerja dan Terapkan Protokol Kesehatan

Kini 17 jenazah itu masih terus identifikasi identitasnya melalui pencocokan sidik jari, KTP hingga pakaian yang dikenali keluarga. Jadi 17 jenazah yang dikirim ke sini belum teridentifikasi. Ini petugas medis sedang melakukan identifikasi, ungkapnya.

Pihaknya juga membuka lebar informasi melalui call senter maupun satang langsung ke petugas di RSSA Malang. Selain 17 jenazah itu, RSSA Malang juga merawat 8 korban luka parah dan 4 luka ringan tragedi Stadion Kanjuruhan. Mereka dirawat di ruang IGD RSSA Malang.

Sumber: Kumparan.

Iklan

Latest News

M. Afrial Serasa Bermimpi Rumah Berdinding Triple di Bedah Baznas Kota Padang

Padang, Radar BI | Melalui program Semata (Semalam di Rumah Wali Kota), Walikota Padang Hendri Septa kali ini membantu keluarga dari...

Artikel Lain Yang Anda Suka