Radar Berita Indonesia | Situasi di Jalur Gaza kembali memanas setelah Israel melancarkan serangan udara besar-besaran pada Selasa dini hari, 18 Maret 2025, yang mengakhiri gencatan senjata yang telah berlangsung sejak 19 Januari 2025.
Serangan udara ini mengakibatkan lebih dari 400 korban jiwa, termasuk anak-anak dan perempuan.
Berikut perkembangan terbaru eskalasi itu sebagaimana dirangkum Radar Berita Indonesia Indonesia, dikutip dari beberapa sumber:
1. PBB Teriak
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyatakan keterkejutannya atas serangan udara Israel di Jalur Gaza yang menewaskan ratusan warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan. Guterres mendesak penghormatan terhadap gencatan senjata, akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, dan pembebasan sandera yang tersisa tanpa syarat.
Selain itu, Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, menggambarkan situasi di Gaza sebagai “neraka di bumi” dan menekankan bahwa melanjutkan perang hanya akan menambah keputusasaan dan penderitaan. Ia menekankan pentingnya kembali ke gencatan senjata.
Sementara itu, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, menyatakan keterkejutannya atas serangan tersebut dan menekankan bahwa penggunaan kekuatan militer lebih lanjut oleh Israel hanya akan menambah penderitaan bagi penduduk Palestina yang sudah berada dalam kondisi yang sangat sulit.
Serangan udara Israel ini terjadi setelah gencatan senjata yang berlaku sejak 19 Januari 2025, dan telah menewaskan lebih dari 400 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak.
2. Cina Sangat Prihatin
China telah menyatakan keprihatinannya terhadap situasi yang memanas di Gaza dan menyerukan langkah-langkah segera untuk mencegah bencana kemanusiaan baru. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menyampaikan bahwa China sangat prihatin dengan situasi terkini antara Israel dan Palestina.

Ia menyerukan kedua pihak untuk menghindari tindakan yang dapat menyebabkan eskalasi situasi dan mencegah bencana kemanusiaan yang lebih besar.
Sebelumnya, pada November 2023, Presiden China Xi Jinping juga menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan menekankan pentingnya implementajisi solusi dua negara.
Xi Jinping menekankan bahwa masyarakat internasional harus bertindak dengan langkah-langkah praktis untuk mencegah konflik meluas dan membahayakan stabilitas di kawasan Timur Tengah secara keseluruhan.
China juga menekankan bahwa penggunaan kekerasan tidak akan pernah membawa perdamaian, dan korban sipil hanya akan menciptakan lebih banyak kebencian serta menimbulkan konflik selanjutnya.
China meminta semua pihak terkait untuk menahan diri dan komunitas internasional, khususnya negara-negara yang memiliki pengaruh terhadap Palestina dan Israel, untuk memainkan peran yang bertanggung jawab dalam mendorong gencatan senjata yang komprehensif dan berkelanjutan, melindungi warga sipil, mengurangi krisis kemanusiaan di Gaza, serta melanjutkan perundingan damai sesegera mungkin.
Selain itu, China menekankan bahwa Gaza dan Tepi Barat adalah tanah air bagi rakyat Palestina dan tidak boleh digunakan sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi politik.
China mendukung diadakannya konferensi perdamaian internasional yang lebih otoritatif untuk membangun konsensus internasional bagi perdamaian dan berupaya mencapai solusi awal yang komprehensif, adil, dan berkelanjutan atas isu Palestina.
Secara keseluruhan, China menekankan pentingnya menghentikan kekerasan, melindungi warga sipil, dan mencari solusi damai melalui dialog dan negosiasi untuk mencapai perdamaian yang langgeng di Timur Tengah.
3. Negara-Negara Eropa Buka Suara
Negara-negara Eropa mengecam gelombang serangan mematikan Israel di daerah Gaza. Pernyataan terbaru datang dari pemerintah Malta dan Belgia, dengan Swiss juga menyerukan segera kembali ke gencatan senjata.
Dalam sebuah posting di X, Perdana Menteri (PM) Malta, Robert Abela menyebut serangan itu, yang telah menewaskan sedikitnya 300 orang, “biadab”. Menteri Luar Negeri Belgia Maxime Prevot juga mengkritik “serangan baru Israel dan banyaknya korban jiwa”.
“Saya menyerukan para pihak untuk melaksanakan fase kedua perjanjian, yang harus membuka jalan bagi rekonstruksi dan perdamaian bagi semua,” tulisnya di X.
Kementerian Luar Negeri Swiss bereaksi terhadap serangan Israel dengan menekankan “kewajiban untuk melindungi penduduk sipil”.
“Swiss menyerukan segera kembali ke #gencatan senjata, pembebasan semua sandera, dan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa hambatan,” kata kementerian itu.
4. Gaza Kekurangan Darah
Kementerian Kesehatan dan semua rumah sakit di seluruh Jalur Gaza mengimbau warga Palestina untuk menyumbangkan darah. Hal ini dikarenakan tingginya jumlah korban luka dan kekurangan pasokan darah yang parah.
Fasilitas kesehatan juga kekurangan pasokan medis dasar yang dibutuhkan untuk merawat korban luka, seperti kain kasa dan obat pereda nyeri. Selama 17 hari, otoritas Israel telah melarang masuknya truk bantuan apa pun di mana para dokter mengatakan bahwa ini merupakan tantangan yang sangat besar.
Selain itu, terjadi kekurangan bahan bakar yang membuat semua fasilitas medis berisiko kolaps. Otoritas kesehatan mengimbau masyarakat internasional untuk menekan pihak Israel agar mengizinkan pasokan ini masuk ke Jalur Gaza.
5. Empat Pejabat Gaza Tewas
Sementara itu, kantor media pemerintah Gaza menyebutkan nama empat pejabat tinggi pemerintah yang tewas dalam pemboman Israel semalam. Mereka termasuk Kepala Pekerjaan Umum Issam al-Dalis, Wakil Menteri Kehakiman Ahmed al-Hatta, Wakil Menteri dalam Negeri Mahmoud Abu Watfa, dan Direktur Jenderal Dinas Keamanan Dalam Negeri Bahjat Abu Sultan.
“Semoga Tuhan mengasihani mereka, bersama dengan ratusan martir dari rakyat Palestina sebagai akibat dari kejahatan yang terus berlangsung sejak fajar hari ini,” kata pernyataan itu.
6. Keluarga Sandera Israel Kecam Netanyahu
Keluarga sandera Israel mengecam serangan terbaru pemerintah Netanyahu ke Gaza. Ibu dari tawanan Israel David dan Ariel Cunio, mengatakan dirinya ‘takut dengan apa yang mungkin terjadi’ setelah itu.
“Saya memohon mereka untuk menghentikan pertempuran, tetapi mereka tidak mendengarkan,” katanya kepada surat kabar Israel Maariv.
“Tampaknya pemerintah Netanyahu memiliki tujuan tertentu dan mereka tidak ingin mengembalikan yang diculik. Ini yang saya rasakan,” tambahnya.
Dia juga menuduh Netanyahu “tidak punya hati”. Bahkan, menurutnya, Netanyahu bersedia mengorbankan nyawa lebih banyak tentara Israel di Gaza.
Ariel Cunio dan kakak laki-lakinya David diculik oleh pejuang Palestina dari pemukiman Nir Oz di Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Ariel dibawa bersama pacar lamanya Arbel Yehoud, yang dibebaskan pada Januari tahun ini.
Sementara itu, Forum Sandera dan Keluarga Hilang, kelompok utama yang mewakili keluarga tawanan Israel di Gaza, mengatakan para anggotanya akan menuju Yerusalem untuk melakukan protes. Ia akan menyerukan kepada masyarakat Israel untuk bergabung dengan mereka.
“Tidak ada yang lebih mendesak dari ini!” kata kelompok tersebut dalam sebuah posting di X.
“Tekanan militer akan menyebabkan terbunuhnya para sandera yang masih hidup dan hilangnya para sandera yang telah tewas!”
7. Respons Hamas
Hamas mengatakan bahwa manuver Israel untuk mempersenjatai militernya dan menyerang Gaza adalah dalih yang lemah untuk membenarkan kembalinya mereka ke perang. Hamas juga mengatakan ini alat politik Netanyahu melanggengkan kekuasaan.
“Israel berusaha menyesatkan opini publik dan menciptakan pembenaran palsu untuk menutupi keputusannya sebelumnya untuk melanjutkan genosida terhadap warga sipil yang tidak bersenjata”, kata Hamas, seraya menambahkan bahwa pemerintah Netanyahu “acuh tak acuh” terhadap ketentuan gencatan senjata.
“Hamas mematuhi perjanjian tersebut hingga saat-saat terakhir dan ingin melanjutkannya, tetapi Netanyahu, yang mencari jalan keluar dari krisis internalnya, lebih suka menyalakan kembali perang dengan mengorbankan darah rakyat kami,” tambahnya.
Netanyahu diperkirakan akan bersaksi dalam persidangan korupsi terhadapnya. Namun kehadirannya ditunda karena ‘perkembangan keamanan’ di Gaza.
8. Rusia Kutuk Israel
Rusia mengutuk pemboman Israel yang kembali di Jalur Gaza. Serangan itu menjadi yang paling mematikan sejak gencatan senjata berlaku antara Israel dan Hamas, Januari.
“Moskow sangat menyesalkan dimulainya kembali operasi militer Israel di Jalur Gaza,” kata kementerian luar negeri Rusia, dikutip AFP.
“Rusia mengutuk keras tindakan apa pun yang menyebabkan kematian warga sipil dan penghancuran infrastruktur sosial.”
Kremlin mengatakan sebelumnya bahwa mereka khawatir serangan tersebut akan menyebabkan eskalasi spiral. Pemerintah Presiden Vladimir Putin mengaku memantau situasi dengan sangat cermat.
“Kami menunggu situasi kembali damai,” kata juru bicara Dmitry Peskov kepada wartawan.
9. Turki Sebut Genosida Babak Baru
Turki mengatakan bahwa serangan Israel terhadap Gaza merupakan “babak baru dalam kebijakan genosida” terhadap warga Palestina. Ankara juga mendesak masyarakat internasional untuk mengambil sikap tegas guna memastikan gencatan senjata ditegakkan dan bantuan kemanusiaan disalurkan.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Turki menambahkan bahwa tindakan Israel yang menyebabkan “siklus kekerasan baru” di wilayah tersebut tidak dapat diterima. Badan itu menambahkan bahwa “pendekatan bermusuhan” pemerintah Israel mengancam masa depan Timur Tengah.