Radar Berita Indonesia | Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, usai sepekan mengikuti retreat di Magelang, Jawa Tengah (Jateng), di hari pertamanya berkantor sebagai Gubernur Jabar, ia langsung tancap gas meninjau kondisi sampah menumpuk di wilayah Sungai Citarum di Kabupaten Bandung, pada hari, Senin (3/3/2025).
Dalam video yang di unggah melalui berbagai platform media sosialnya (Medsos), saat melakukan sidak ke Sungai Citarum, Dedi Mulyadi mengaku prihatin dengan kondisi sampah menumpuk di sungai Citarum saat ini.
Dalam inspeksi tersebut, Dedi Mulyadi menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi sungai yang dipenuhi sampah menumpuk termasuk kasur dan pakaian dalam, serta adanya bangunan yang berdiri di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
Ia mengungkapkan bahwa Sungai Citarum, yang dulunya dikenal dengan sebutan “Citarum Harum”, kini lebih pantas disebut “Citarum Bau” karena kondisi tersebut.
Sungai Citarum, dengan panjang 297 kilometer, membentang di 13 kabupaten/kota di Jawa Barat dan memiliki peran vital bagi masyarakat setempat.
Namun, sungai ini telah lama menghadapi masalah pencemaran serius, bahkan pernah mendapat predikat sebagai salah satu sungai paling tercemar di dunia.
Pencemaran ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk limbah industri, sampah rumah tangga, dan erosi.
Meski demikian, upaya perbaikan terus dilakukan. Pada tahun 2024, Indeks Kualitas Air (IKA) Sungai Citarum meningkat menjadi 51,05 poin, menunjukkan perbaikan kualitas air.
Selain itu, program “Citarum Harum” yang diluncurkan pemerintah bertujuan untuk mengembalikan kejayaan sungai ini sebagai urat nadi masyarakat Jawa Barat.
Langkah cepat Dedi Mulyadi dalam meninjau langsung kondisi Sungai Citarum mencerminkan komitmennya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di Jawa Barat, termasuk isu lingkungan yang krusial bagi kesejahteraan masyarakat.
Setelah meninjau langsung kondisi Sungai Citarum yang dipenuhi sampah dan bangunan liar di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS), Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, telah merencanakan beberapa langkah konkret untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Untuk mengurangi pencemaran dari limbah rumah tangga, Dedi Mulyadi berencana membangun IPAL komunal. Ia telah meminta Bupati Bandung Barat untuk mendata warga yang masih membuang limbah langsung ke sungai, sehingga dapat dialihkan ke sistem IPAL komunal.
Gubernur menegaskan akan menertibkan bangunan yang melanggar garis sempadan sungai, termasuk toilet yang membuang limbah langsung ke sungai. Langkah ini bertujuan untuk mencegah pencemaran lebih lanjut dan menjaga kelestarian ekosistem sungai.
Untuk membersihkan tumpukan sampah yang menggunung di Sungai Citarum, Dedi Mulyadi telah memerintahkan penurunan empat unit alat berat dan menyiapkan 20 unit truk untuk mengangkut sampah.
Ia juga menginstruksikan para Bupati dan Wali Kota di wilayah Sungai Citarum untuk memberikan izin pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di wilayah mereka.
Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Gubernur Dedi Mulyadi dalam menangani permasalahan pencemaran Sungai Citarum dan menjaga kesehatan serta kesejahteraan masyarakat Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, terus mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi permasalahan pencemaran Sungai Citarum. Berikut adalah beberapa tindakan terbaru yang telah diinstruksikan:
Gubernur Dedi Mulyadi memerintahkan Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jawa Barat untuk menurunkan empat unit ponton guna membersihkan sampah yang mengapung di Sungai Citarum.
Gubernur Dedi Mulyadi mengimbau masyarakat untuk tidak lagi membuang sampah ke aliran sungai, guna mencegah penumpukan sampah yang dapat mencemari Sungai Citarum.
Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Gubernur Dedi Mulyadi dalam menjaga kelestarian Sungai Citarum dan memastikan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat.
Penulis: Dedi Prima Maha Rajo Dirajo.
