Jakarta, Radar BI | Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pentingnya pertahanan dan keamanan titik terluar wilayah laut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terlebih, 60 persen perdagangan laut dunia melewati wilayah perairan indonesia. Hal itu ia sampaikan saat mengunjungi Maluku Barat Daya, Maluku yang merupakan kabupaten terluar sebelah timur.
Pentingnya menjadi pertahanan wilayah perairan Indonesia. “Setelah kita melihat Maluku Tenggara, Maluku Barat Daya, kemudian Kabupaten Kepulauan Aru, Kota Tual, Saumlaki, kita melihat perlunya sebuah desain untuk pertahanan dan keamanan negara, di titik mana kira-kira yang paling tepat,” kata Jokowi dalam keterangan di laman Setkab, Jumat (16/9/2022).
Menurutnya, Jokowi menyampaikan berbagai potensi yang ada di wilayah terluar tersebut perlu diperhatikan secara mendetail, terutama untuk memetakan aset-aset negara yang perlu dipertahankan, karena letaknya yang berbatasan langsung dengan negara lain atau wilayah perairan internasional.
Sementara itu, Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto, mengatakan presiden menghendaki sebuah sebuah desain besar masterplan pertahanan negara yang berkenaan dengan pengamanan alur-alur laut di keplauan Indonesia.
Apalagi, riset menunjukkan bahwa masa depan kekayaan Indonesia sebagian besar ada di Indonesia timur. “Kekayaan kita sangat besar di wilayah ini, sangat-sangat besar, tidak hanya kekayaan ikan tapi juga kekayaan mineral di bawah laut, gas dan minyak bumi di bawah laut,” ucapnya.
Lebih lanjut, Prabowo menyampaikan bahwa pulau-pulau dan kawasan perairan terluar memang sudah sewajarnya masuk dalam rancangan pertahanan NKRI. “Tentunya, ini akan kita lakukan dengan teliti dan mengikutsertakan semua lembaga terkait,” katanya.
Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo saat menyerahkan 40 unit sepeda motor ke Kodim 1503/Tual, Kabupaten Maluku Tenggara.
Presiden bersama Menhan Prabowo juga sempat menyerahkan 40 unit kendaraan bermotor kepada Komando Distrik Militer (Kodim) 1503/Tual, Kabupaten Maluku Tenggara, dalam kunjungan Presiden ke wilayah tersebut.
“Pembinaan dan pembangunan kekuatan teritorial salah satu unsur yang sangat penting, jadi semua Babinsa, Koramil, Kodim, Korem, dan Kodam akan kita berdayakan. Jadi itu dalam rencana besar kita, bagian dari pertahanan negara yang sistemnya adalah hankamrata (pertahanan keamanan rakyat semesta),” ujar Prabowo.
Ia mengatakan, dalam mempertahankan tanah air, serta menjaga kekayaan dan keanekaragaman yang dimiliki Indonesia membutuhakn kerja sama seluruh elemen masyarakat. “Kalau kita kaya dan kita tidak jaga, ya salah kita sendiri kalau kekayaan kita diambil,” ujar Prebowo.
Sebelumnya, Indonesia juga baru menandatangani kontrak kerja sama pembelian pesawat tempur Rafale dan pesawat angkut A-400M, yang merupakan buatan Prancis, pada Februari lalu. Hal ini dilakukan untuk memperkuat sistem pertahanan Indonesia bekerja sama dengan French Air and Space Force (FASF).
Wakil Menhan, Herindra, menyampaikan bahwa pengadaan pesawat tempur dan pesawat angkut ini merupakan upaya Indonesia menyesuaikan diri dengan perkembangan situasi global beberapa waktu belakangan.
“Apa yang terjadi di dunia, khususnya konflik Rusia dan Ukraina, membuktikan bahwa ancaman itu ada. Sektor pertahanan pun otomatis harus dikuatkan,” katanya dalam keterangan pers, Rabu (14/9).