Radar BI | Sebuah perusahaan China dikabarkan membeli tembaga ingot/ batangan senilai setidaknya US$ 7,4 juta atau sekitar Rp 109 miliar (asumsi kurs Rp 14.700 per US$) dari sebuah pabrik di wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia dan juga turut terkena sanksi Barat. Menurut data bea cukai Rusia yang ditinjau oleh Reuters.
China belum memberlakukan pembatasan perdagangan dengan Rusia, tetapi Amerika Serikat telah mengancam akan memasukkan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia ke dalam daftar hitam karena melanggar sanksinya dan memperingatkan Beijing agar tidak memasok Moskow dengan barang-barang yang dilarang oleh aturan ekspor AS.
Melansir Reuters, Jumat (14/04/2023), berdasarkan informasi Bea Cukai, diambil dari satu penyedia data perdagangan komersial dan diperiksa silang dengan dua penyedia lainnya, menunjukkan beberapa bukti pertama perdagangan China dengan wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia sejak perang dimulai pada 24 Februari 2022.
Perusahaan China, Quzhou Nova, membeli setidaknya 3.220 ton tembaga batangan senilai total US$ 7,4 juta dari Pabrik Teknik Metalurgi Debaltsevsky antara 8 Oktober 2022 dan 24 Maret 2023, menurut data tersebut.
Pabrik tersebut terletak di wilayah Donetsk di timur Ukraina, dekat perbatasan dengan Luhansk. Donetsk dan Luhansk termasuk di antara empat wilayah Ukraina yang diklaim Presiden Rusia Vladimir Putin pada September lalu sebagai bagian dari Rusia.
Quzhou Nova, sebuah perusahaan perdagangan dan manufaktur yang berbasis di kota Quzhou di provinsi timur Zhejiang, mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya tidak memiliki bisnis impor dan ekspor yang terkait dengan perdagangan tembaga dalam ingot.
Ketika Reuters menunjukkan rincian ekspor dalam data bea cukai ke Quzhou Nova, perusahaan tersebut mengatakan pada tanggal 23 Maret bahwa “sulit untuk memahami dokumen tersebut, karena dokumen ini tidak dicap dan ditandatangani”, dan menyarankan untuk menghubungi bea cukai tentang masalah tersebut.
Basis data, yang mengumpulkan informasi tentang semua pengiriman di seluruh dunia, tidak menampilkan stempel atau tanda tangan pada informasinya.
Layanan bea cukai China tidak memberikan informasi rinci tentang impor. Dikatakan bahwa “data perdagangan perusahaan tidak diungkapkan dalam informasi publik kami”.
China mengimpor tembaga senilai US$ 852 juta dari Rusia antara Oktober dan Februari, menurut statistik Bea Cukai publik.
Sebuah sumber di pabrik Debaltsevsky, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan ada bengkel metalurgi non-besi di wilayah pabrik.
Sumber itu menolak mengomentari masalah pengiriman tembaga ingot ke China, dengan mengatakan informasi itu adalah “rahasia dagang”.
Dihubungi untuk memberikan komentar, Dinas Bea Cukai Federal Rusia mengatakan kepada Reuters bahwa informasi tentang perusahaan bersifat rahasia dan tidak diungkapkan oleh dinas tersebut.
Sumber: CNBC Indonesia.