Senin, Januari 13, 2025
No menu items!

Perusahaan China Beli Tembaga dari Ukraina Dikuasai Rusia

Must Read
Radar BI | Sebuah perusahaan China dikabarkan membeli tembaga ingot/ batangan senilai setidaknya US$ 7,4 juta atau sekitar Rp 109 miliar (asumsi kurs Rp 14.700 per US$) dari sebuah pabrik di wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia dan juga turut terkena sanksi Barat. Menurut data bea cukai Rusia yang ditinjau oleh Reuters.

China belum memberlakukan pembatasan perdagangan dengan Rusia, tetapi Amerika Serikat telah mengancam akan memasukkan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia ke dalam daftar hitam karena melanggar sanksinya dan memperingatkan Beijing agar tidak memasok Moskow dengan barang-barang yang dilarang oleh aturan ekspor AS.

BACA JUGA  Pernikahan Putra Iskandar, Jumaidi: Sahabat Seperjuangan

Melansir Reuters, Jumat (14/04/2023), berdasarkan informasi Bea Cukai, diambil dari satu penyedia data perdagangan komersial dan diperiksa silang dengan dua penyedia lainnya, menunjukkan beberapa bukti pertama perdagangan China dengan wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia sejak perang dimulai pada 24 Februari 2022.

Perusahaan China, Quzhou Nova, membeli setidaknya 3.220 ton tembaga batangan senilai total US$ 7,4 juta dari Pabrik Teknik Metalurgi Debaltsevsky antara 8 Oktober 2022 dan 24 Maret 2023, menurut data tersebut.

BACA JUGA  Polda Sumsel Bergerak, Kampung Narkoba Tangga Buntung Palembang Kembali Digerebek

Pabrik tersebut terletak di wilayah Donetsk di timur Ukraina, dekat perbatasan dengan Luhansk. Donetsk dan Luhansk termasuk di antara empat wilayah Ukraina yang diklaim Presiden Rusia Vladimir Putin pada September lalu sebagai bagian dari Rusia.

Quzhou Nova, sebuah perusahaan perdagangan dan manufaktur yang berbasis di kota Quzhou di provinsi timur Zhejiang, mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya tidak memiliki bisnis impor dan ekspor yang terkait dengan perdagangan tembaga dalam ingot.

Ketika Reuters menunjukkan rincian ekspor dalam data bea cukai ke Quzhou Nova, perusahaan tersebut mengatakan pada tanggal 23 Maret bahwa “sulit untuk memahami dokumen tersebut, karena dokumen ini tidak dicap dan ditandatangani”, dan menyarankan untuk menghubungi bea cukai tentang masalah tersebut.

BACA JUGA  Pelestarian Budaya Melalui Festival Sipak Rago di Kuranji

Basis data, yang mengumpulkan informasi tentang semua pengiriman di seluruh dunia, tidak menampilkan stempel atau tanda tangan pada informasinya.

Layanan bea cukai China tidak memberikan informasi rinci tentang impor. Dikatakan bahwa “data perdagangan perusahaan tidak diungkapkan dalam informasi publik kami”.

China mengimpor tembaga senilai US$ 852 juta dari Rusia antara Oktober dan Februari, menurut statistik Bea Cukai publik.

BACA JUGA  KPAD Kabupaten Bogor Catat 50 Kasus Kekerasan Anak Mulai dari Fisik hingga Pelecehan Seksual

Sebuah sumber di pabrik Debaltsevsky, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan ada bengkel metalurgi non-besi di wilayah pabrik.

Sumber itu menolak mengomentari masalah pengiriman tembaga ingot ke China, dengan mengatakan informasi itu adalah “rahasia dagang”.

Dihubungi untuk memberikan komentar, Dinas Bea Cukai Federal Rusia mengatakan kepada Reuters bahwa informasi tentang perusahaan bersifat rahasia dan tidak diungkapkan oleh dinas tersebut.

BACA JUGA  Polsek Kalidoni Tangkap 2 Pelaku Pembobol Brankas Indomaret

Sumber: CNBC Indonesia.

Iklan

Latest News

Studi Tiru dan Sinergi, Erianto: Langkah Strategis Muslimah Grup dan Konveksi Mahmuda

Radar Berita Indonesia | Kunjungan rombongan Konveksi Muslimah Grup ke Konveksi Mahmuda pada hari Minggu, 10 Januari 2024, di...

Artikel Lain Yang Anda Suka