Sumut, Radar BI | Gedung megah DPRD Kota Binjai di lingkungan Pemerintah Kota Binjai, enam bulan usai pembangunan sudah mengalami kebocoran diruang rapat Gedung Komisi C yang digenangi air, usai diguyur hujan lebat pada hari, Jumat (24/6/2022).
Dari hasil pantauan awak media Radar Bhayangkara Indonesia dilapangan ruang rapat Komisi C terlihat plapon atas gedung penuh bercak air.
Akibat tidak adanya saluran pembuangan arus air hujan pada atas gedung, sehingga debit air hujan mengendap dan tumpah kedalam ruangan gedung komisi C Gedung DPRD Kota Binjai.
Dirinya mengaku heran dengan kejadian tersebut. Semestinya ada anggaran perawatan gedung sehingga tidak ada kejadian yang serupa.
“Bocornya gedung wakil rakyat sampai membuat kita sebagai masyarakat bertanya, kemana anggaran untuk perawatan gedung megah tersebut atau anggarannya juga bocor”.
Dikutip Tribun Medan, dalam pembangunan gedung DPRD ini, pemerintah Kota Binjai menghabiskan anggaran Rp.20 miliar. Gedung baru untuk legislator dibangun berlantai 4.
Fasilitas yang ada pada gedung baru itu yakni, 1 ruang rapat paripurna, 3 ruang rapat komisi, 10 ruang fraksi, 1 ruang rapat Badan Anggaran (Banggar), 1 ruang rapat pleno, 1 ruang wartawan, ruang kerja Setwan hingga 3 ruangan untuk unsur pimpinan DPRD Binjai.
Pembangunan gedung ini, awalnya dikerjakan oleh PT Cahaya Artha Indonesia sebagai kontraktor. Namun, dalam pekerjaan perusahaan ini, terbilang lambat menyelesaikan pembangunan, berdasar batas waktu yang ditentukan oleh Pemkot Binjai.
Karena itu, perusahaan tersebut dikenakan pinalti. Belum diketahui persis, besaran pinalti karena melakukan sejumlah pelanggaran terhadap pembangunannya.
Karena tidak juga selesai dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota, kembali menganggarkan anggaran untuk pembangunan.
Untuk melanjutkan pengerjaan, PT Manel Star asal Medan, memenangkan tender, dan dianggarkan kembali Rp 25 miliar. Total, jumlah anggaran yang dikeluarkan untuk membangun gedung DPRD Kota Binjai mencapai Rp. 45 miliar. di kutipan dari Tribun Medan.
Sementara itu, Sekertaris DPRD Kota Binjai mengatakan, bahwa kebocoran gedung sepenuhnya masih menjadi tanggung jawab Dinas PUPR Kota Binjai. Gedung ini masih dalam perawatan mereka.
Ia juga meminta agar pihak wartawan dapat mempertanyakan hal ini pada Dinas terkait, jelasnya Putri Syawal Sembiring kepada awak media Radar Bhayangkara Indonesia.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Binjai Syarip Sitepu saat ditanya mengenai masalah ini tidak bersedia menjawab. Tanyakan saja masalah kebocoran ini pada Sekretaris Dewan (Sekwan).
Ditempat terpisah, Kepala Bidang Cipta Karya pada Dinas PUPR Kota Binjai Ridho Purnama Dewi saat dikonfirmasi masalah ini tidak berada ditempat. Menurut salah seorang ASN dikantor tersebut mengatakan sedang berada di Jakarta.
Sumber: M.Syafii.
Editor: Prima Putra.