Radar Berita Indonesia – Presiden Amerika Serikat ke-45, Donald Trump, secara terbuka menyatakan bahwa hubungannya dengan miliarder Elon Musk telah berakhir.
Dalam wawancara via telepon dengan NBC News pada Sabtu (7/6/2025), Trump mengeluarkan peringatan keras: akan ada “konsekuensi serius” jika Musk memutuskan untuk mendanai calon dari Partai Demokrat yang maju melawan kandidat Partai Republik terutama mereka yang mendukung RUU pajak dan pengeluaran besar dari pemerintahan saat ini.
Meski tidak merinci bentuk konsekuensi yang dimaksud, Trump menegaskan bahwa ia belum memutuskan apakah akan membuka penyelidikan lebih lanjut terhadap Musk.
Trump Tegaskan Tak Akan Perbaiki Hubungan dengan Elon Musk: “Saya Tidak Berniat Berbicara Dengannya”
Ketika ditanya apakah hubungannya dengan CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, telah benar-benar berakhir, Donald Trump menjawab singkat namun tegas:
“Saya kira begitu, ya.”
Lebih lanjut, dalam wawancaranya dengan NBC News pada Sabtu (7/6/2025), Trump menyatakan tidak memiliki keinginan untuk memperbaiki hubungan dengan Musk.
“Tidak,” ujar Trump.
“Saya tidak berniat berbicara dengannya.”
Pernyataan tersebut menguatkan ketegangan antara kedua tokoh berpengaruh itu, yang sebelumnya sempat menjalin komunikasi terkait isu kebijakan industri dan ekonomi.
Donald Trump Tak Berniat Cabut Kontrak Pemerintah dengan Perusahaan Musk, Meski Hubungan Memburuk
Meski hubungan antara Donald Trump dan Elon Musk semakin memburuk, mantan Presiden AS itu menyatakan tidak memiliki rencana untuk mengakhiri kontrak pemerintah dengan dua perusahaan utama milik Musk penyedia internet satelit Starlink dan perusahaan peluncuran roket SpaceX.
Ketegangan antara keduanya meningkat tajam pekan ini setelah Musk menyebut RUU pajak dan pengeluaran yang didukung Trump sebagai “kekejian yang menjijikkan.”
Penentangan Musk terhadap RUU tersebut turut memperumit upaya Partai Republik untuk meloloskannya di Kongres, terutama karena mereka hanya memiliki mayoritas tipis di DPR dan Senat.
RUU tersebut sebelumnya telah disetujui secara tipis di DPR bulan lalu, dan kini tengah diajukan ke Senat, di mana sejumlah anggota Partai Republik mempertimbangkan amandemen.
Menurut analisis nonpartisan, rancangan undang-undang tersebut diperkirakan akan menambah utang nasional AS sebesar US$2,4 triliun dalam 10 tahun ke depan, yang saat ini telah mencapai US$36,2 triliun.
Prediksi ini membuat banyak anggota parlemen gelisah, termasuk kalangan Republik yang dikenal konservatif dalam urusan fiskal.
Sementara itu, Elon Musk menyerukan lahirnya partai politik baru yang menurutnya dapat “mewakili 80% masyarakat di tengah spektrum politik.”
Terlepas dari kritik dan dinamika politik yang terjadi, Donald Trump tetap optimistis RUU tersebut akan disahkan sebelum perayaan Hari Kemerdekaan AS pada 4 Juli.
“Faktanya, ya, orang-orang yang tadinya ragu kini dengan antusias akan memberikan suara. Kami berharap RUU tersebut akan disahkan,” kata Donald Trump kepada NBC News.