Radar Berita Indonesia | Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah (Setda) Kota Padang, Jasman menegaskan bahwa optimalisasi peran guru menjadi fokus utama dalam pelaksanaan Pesantren Ramadan 2025.
Jasman menyampaikan bahwa berdasarkan evaluasi tahun lalu, keterlibatan guru perlu lebih ditingkatkan agar materi yang diberikan lebih terarah dan efektif.
“Kita telah membentuk dua tim, yaitu panitia lokal yang bertanggung jawab atas kelancaran Pesantren Ramadan serta tim teknis dari guru dan pemateri yang paham di bidangnya,” ujar Jasman dalam wawancara awak media Radar Berita Indonesia, pada hari, Rabu (12/2/2025).
Jasman menjelaskan, untuk memperkuat penyelenggaraan pesantren ramadan, pihaknya telah memberikan pembekalan bagi panitia lokal (master of trainer). Sementara itu, untuk jajaran guru dibekali pelatihan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Pesantren Ramadan tahun ini akan diikuti oleh sekitar 87 ribu pelajar SD dan SMP serta siswa SMA yang ingin bergabung.
Kegiatan ini akan berlangsung di 1.100 masjid dan musala di Kota Padang selama 19 hari, mulai 6 hingga 25 Maret 2025. Peluncuran resmi akan dilakukan pada 21 Februari di Masjid Agung Nurul Iman.
Jasman menekankan bahwa Pesantren Ramadan 2025 terbuka bagi pelajar dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari kelas 4 hingga 6 Sekolah Dasar (SD) dan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Sementara itu, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA/sederajat) juga dapat bergabung secara sukarela, mengingat kewenangan pendidikan tingkat SMA berada di provinsi.
“Kami ingin memastikan bahwa seluruh peserta mendapatkan pembinaan yang baik. Oleh karena itu, peran guru dan pemateri sangat krusial dalam menyampaikan materi secara sistematis dan menarik,” ujar Jasman.
Selain itu, Jasman juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sekolah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya agar program ini berjalan lancar serta memberikan manfaat maksimal bagi para peserta.
Jasman juga mengingatkan bahwa Pesantren Ramadan bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi memiliki tujuan utama dalam pembentukan karakter dan peningkatan pemahaman keagamaan bagi para pelajar.
Oleh karena itu, kurikulum yang diterapkan harus disusun secara sistematis dan relevan dengan kebutuhan peserta didik.
Kami memastikan bahwa materi yang diberikan tidak hanya berkaitan dengan ibadah dan akidah, tetapi juga mencakup nilai-nilai akhlak, kepemimpinan, dan kepedulian sosial.
“Dengan demikian, peserta tidak hanya mendapatkan ilmu agama, tetapi juga dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Untuk mendukung kelancaran program ini, Pemkot Padang juga menggandeng berbagai pihak, termasuk organisasi keagamaan, tokoh masyarakat, dan pengurus masjid/mushala.
Jasman berharap dengan adanya sinergi ini, Pesantren Ramadan dapat berjalan lebih efektif dan memberikan dampak positif bagi para peserta serta lingkungan sekitar.
“Kami ingin anak-anak tidak sekadar mengikuti program ini sebagai kewajiban, tetapi benar-benar merasakan manfaatnya dalam membentuk kepribadian yang lebih baik,” tutup Jasman.
Penulis: Dedi Prima Maha Rajo Dirajo.