BerandaPERISTIWATikungan Maut Lubuk Paraku Kembali Telan Korban

Tikungan Maut Lubuk Paraku Kembali Telan Korban

Radar Berita Indonesia | Kecelakaan di tikungan tajam jembatan Lubuk Paraku ini menambah daftar panjang tragedi yang kerap terjadi di jalur Padang-Solok, jalur yang memang menyimpan banyak cerita pilu.

Pada Jumat 4 April 2025 siang yang cerah di Lubuk Paraku, sebuah sepeda motor dengan nomor polisi BA 6929 melaju dari arah Solok menuju Padang tepatnya ditingkungan tajam jembatan Lubuk Paraku.

Pengendaranya, bernama Ismed Mahmud (berusia 55 tahun) tak menyangka bahwa perjalanan hari itu akan menjadi mimpi buruk bukan hanya baginya, tapi juga bagi mereka yang tak berdosa di sekitarnya.

BACA JUGA  Nurhadi Korupsi Rp.35,72 Miliar Hanya Divonis 6 Tahun Penjara, Jaksa KPK Ajukan Banding

Medan jalan yang berkelok, curam, serta minimnya penerangan dan rambu keselamatan menjadikannya sangat berbahaya, terutama di malam hari atau saat cuaca buruk.

Warga sekitar menyebut tikungan di Lubuk Paraku sebagai “tikungan maut – bukan tanpa alasan. Banyak pengendara yang kehilangan kendali di titik ini, entah karena kecepatan, rem blong, atau kelalaian saat menikung. Beberapa juga mengaitkannya dengan hal-hal mistis, menambah kesan angker kawasan tersebut.

Polisi evakuasi jasad korban kecelakaan di Lubuk Paraku, pada Jumat (4/4/2025).
Polisi evakuasi jasad korban kecelakaan di Lubuk Paraku, pada Jumat (4/4/2025).

Tragedi kali ini menyadarkan kita kembali akan pentingnya kehati-hatian dalam berkendara, serta perlunya evaluasi keselamatan di jalur rawan seperti ini.

BACA JUGA  Polda Papua Akan Usut Tuntas Kasus Kelompok Kriminal Bersenjata

Sudah saatnya pihak berwenang memperhatikan dengan serius titik-titik rawan kecelakaan, baik dari sisi infrastruktur maupun edukasi keselamatan bagi pengguna jalan.

Menurut keterangan Kapolsek Lubuk Kilangan, Kompol Sosmedya, insiden bermula ketika motor yang ditunggangi Ismed bersama seorang anak kecil sebagai penumpang, kehilangan kendali saat memasuki tikungan curam di Lubuk Paraku.

Rem yang seharusnya menyelamatkan nyawa justru tak berfungsi blong total. Dalam hitungan detik, laju motor yang semula terkendali berubah menjadi peluru tak terarah.

BACA JUGA  Andree Algamar Melepas M Iqbal, Atlet Silat Padang Menuju Asean School Game Vietnam

Tikungan tajam yang menjorok ke tepi jurang menjadi titik akhir kendali. Motor tak hanya melesat keluar jalur, tapi menabrak seorang pejalan kaki, Soldanius (berusia 59 tahun), yang tengah berdiri di pinggir jalan. Benturan itu keras.

Tak mampu menghentikan laju, sepeda motor beserta empat orang pengendara, penumpang anak-anak, dan dua pejalan kaki terjungkal dari atas jembatan, langsung menghantam derasnya arus sungai di bawah.

Sungai di bawah Jembatan Lubuk Paraku bukan aliran tenang. Airnya deras, berbatu, dan siap menelan siapa pun yang tak siap.

BACA JUGA  Jokowi Resmi Lantik Agus Subiyanto Jadi Panglima TNI

Setelah terjatuh, keempat korban terseret sejauh kurang lebih 50 meter. Warga sekitar yang menyaksikan hanya mampu terpaku beberapa detik sebelum akhirnya berlarian mencari pertolongan.

Saat tim SAR dan kepolisian tiba, suasana mencekam. Satu per satu korban berhasil dievakuasi dari aliran sungai yang dingin dan berbuih. Namun tak semuanya selamat.

Korban bernama Denis Prayesi dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian. Sosoknya dikenal sebagai pribadi hangat di lingkungan tempat tinggalnya.

BACA JUGA  Pj Bupati Bekasi Lantik Dua Pejabat PTP dan 351 Jabatan Fungsional

Hari itu, ia hanya kebetulan berada di lokasi, namun nasib berkata lain. Tiga korban lainnya-Ismed Mahmud, M Ibnu (anak-anak), dan Soldanius mengalami luka-luka dan kini dirawat intensif di rumah sakit terdekat.

“Kami sudah olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa beberapa saksi. Motor mengalami kerusakan serius di bagian kanan. Untuk kerugian materiil masih dalam pendataan,” jelas Kompol Sosmedya.

Ironisnya, kejadian ini berlangsung saat cuaca sedang cerah dan jalanan dalam kondisi kering. Tikungan Jembatan Lubuk Paraku sendiri sudah lama menjadi momok bagi pengendara.

BACA JUGA  KPK Panggil Kepala BPBD dan Sekda Kota Bekasi di Kasus Suap Rahmat Effendi

Permukaan jalan yang tidak mulus meski berlapis beton, dipadukan dengan tikungan tajam dan minimnya kontrol kecepatan, menjadikannya salah satu titik paling rawan di jalur Padang-Solok.

“Rambu lalu lintas ada. Tapi jika kendaraan tidak dalam kondisi prima, rambu tak banyak membantu,” ujar Kompol Sosmedya lagi.

Ia juga menekankan pentingnya pemeriksaan menyeluruh pada kendaraan sebelum bepergian, khususnya di rute-rute ekstrem seperti Sitinjau Lauik dan Lubuk Paraku.

BACA JUGA  Jasri Usman Resmi Mengundurkan Diri Dari Wakil Wali Kota Ternate

Kecelakaan ini kembali membuka mata kita semua tentang betapa tipisnya batas antara hidup dan maut di jalan raya. Sebuah tikungan, satu kelalaian, atau satu komponen kendaraan yang gagal bisa mengubah hidup selamanya.

Bagi Denis Prayesi, hari itu adalah perjalanan terakhir. Bagi Ismed, Ibnu, dan Soldanius, luka-luka mungkin akan sembuh, tapi trauma barangkali akan tinggal lebih lama.

Mari jadikan peristiwa ini sebagai peringatan serius. Jalanan bukan hanya soal kecepatan dan keahlian tapi soal kesiapan, kehati-hatian, dan tanggung jawab terhadap sesama. (Mond/DP)

Must Read
spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini